Sabtu, 05 Februari 2011

FULL HOUSE DAY ~YongSeo Couple (By Rabiah Adawiah)

FULL HOUSE DAY  (FF Lomba elfanfic)
~YongSeo Couple


DORM CN BLUE

8.00 am.

Jonghyun keluar dari kamar Yonghwa dengan terburu-buru disertai mimik puas. Dari dalam kamar terdengar suara Yonghwa yang mengomel. Jonghyun tidak menghiraukannya. Ia memutar-mutar topi koboi berwarna biru hasil jarahannya.

“Hyung, kau apakan Yonghwa hyung?” Minhyuk bertanya melihat Jonghyun yang cengar-cengir tidak jelas.

“Hehe... aku sudah punya topi untuk take gambar nanti. Ayo jalan!” katanya masih memutar-mutar topi di tangannya. Ia mengajak Minhyuk keluar dari dorm secepatnya.

Minhyuk menyingkirkan lengan Jonghyun dari bahunya.  “Ngak mau, ah! Aku mau sarapan dulu. Jungshin-ah, minta kopi dong... sekalian sandwich-mu!” Minhyuk mengeluarkan senyum dan tatapan lovely-nya.

Jungshin muntah melihatnya. Ia menyodorkan kopi dan sandwich dengan kasar di atas bar kecil. Tidak lama, Yonghwa keluar dari kamar. Jonghyun refleks berlindung di balik Minhyuk. Yonghwa mendelik melihat tingkahnya. Sambil menggaruk rambutnya yang berantakan, ia berjalan ke dapur meminta kopi pada Jungshin.

“Hyung, kamu kan belum tidur. Kenapa minta kopi. Nanti kau tidak bisa tidur loh!” Jungshin bertanya, tapi Yonghwa dengan cueknya mengambil gelas milik Jungshin.

Ia menyesap sedikit, lalu melirik Jungshin.

“Itu ekspresso! Yang dikirim Park Shin Hye noona kemarin.” jawab Jungshin.

Mendengarnya, Yonghwa hanya angkat bahu, lalu menegak mug-nya. Ia berlalu menuju ke sofa sambil membawa mug ekspresso-nya.

“Kau tidak mau tidur hyung?” Minhyuk heran melihat Yonghwa, yang belum tidur semalaman namun nekat meminum ekspresso.

“Iya, hyung... Kau harus tidur hari ini!” kata Jonghyun takut-takut.

Yonghwa mendengus. Menatap jengkel pada Jonghyun, lalu berkata dengan nada sinis yang dimilikinya, “Siapa yaa, yang tidak membiarkanku tidur.”

“Yaa! Hyung kau pelit sekali sih. Aku kan sedang mengalami bad hair day, jadi sangat butuh topi. Kalau hasil pemotretan jelek, kan nama C.N Blue juga yang rusak.” Jonghyun berusaha membela dirinya.

“Kau kan memang tidak pernah merawat rambutmu, hyung. Tidak heran kalau rambutmu rusak.” Jungshin berkata tanpa dosa, sambil mengusap rambutnya yang lurus. Minhyuk tertawa.

“Haisss! Bocah ini!” Jonghyun mendesis kepada Jungshin.

“Kalian pergilah! Kau bukankah ada schedule juga Jungshin-ah?” Yonghwa berkata kepada mereka, sambil menyalakan tivi.


“Ah iya. Latihan untuk fashion show itu. Baiklah aku pergi.” Kata Jungshin.

“Kami juga pergi ya hyung...! Baik-baiklah di rumah.” Minhyuk dan Jonghyun menyusul Jungshin keluar dari apartmen mereka. Mereka akan pemotretan untuk promosi film mereka, acoustik.

Setelah ketiga anggota C.N Blue yang lain pergi, Yonghwa duduk di sofa menyeruput ekspresso-nya sambil mencari-cari channel yang menarik.

Sejam kemudian ia bosan. Akhirnya ia kembali merasa lelah. Beberapa hari sebelumnya C.N Blue konser di Singapura, kemudian ketika tiba di Seoul, ia harus melanjutkan shooting WGM (We Got Married) di Busan. Ia dan “istri”-nya di program itu, Seohyun SNSD, bermain di pantai. Padahal cuaca musim dingin sudah menyapa mereka. Kemudian semalam, C.N Blue tampil di Festival Film sebagai bintang tamu. Mereka tiba di rumah jam 2 pagi. Tapi karena insomnianya yang kumat, ia malah mengkomposing lagu hingga pagi.

“Hah, aku benar-benar butuh tidur!” Ia berjalan kembali ke kamarnya, mendarat mulus di ranjang.

Ia menggeliat, kemudian mnelentangkan badannya, setelah itu ia menyamping, menelungkup, berbalik lagi, menutup wajahnnya dengan bantal, lalu membuang bantalnya.

“Aaargh!” ia berteriak frustasi. Kantuknya hilang! Tapi tubuhnya sangat lelah. Ia ingin tidur, tapi kesadarannya tidak juga mau hilang. Jantungnya berdegup kencang, sementara fikirannya semakin terjaga, namun kelelahan fisik juga semakin menggerogotinya.

“Apakah aku akan sakit? Haisss...!” ia kembali mengeluh tidak jelas, menatap langit-langit, berharap kantuk akan datang.
“1 anak domba, 2 anak domba, 3 anak domba, 4 anak domba...23 domba...50 dombaaa...! Haah...!” akhirnya ia menyerah menghitung karena lelah. Tapi masih juga belum mengantuk.  

Apa efek kopi itu sangat kuat? Batinnya lemah, ia lalu memejamkan matanya.


10.00 pm.
...
~geuh deh neun darling
bam ha neuk byul bit boda ah reum da wuh yo
neh mam sok gip peun got eh suh ban jjak guh li neun
naman eh sarang beet~ *
...
“Hmmm...” Yonghwa mengangkat ponselnya dengan lemah.

“Oppa... kau baik-baik saja?” suara Seohyun seketika membuat mata Yonghwa terbuka.

“Oh, Seohyun-ah... ah, aku baik-baik saja.”

“Oppa sedang tidur ya?” tanya Seohyun.

“Tepatnya belum tidur.” Jawab yonghwa pelan.

“Ha?”

“Semalam kami ada show. Pulangnya aku mengkomposing lagu sampai pagi.”

“Yaa! Oppa, kau harus tidur.” Ia mendesah sebentar, “ Baiklah, kalau begitu kau tidur saja.”

“Hei jangan ditutup Hyun-ah! Bicara saja! Aku tidak bisa tidur, walau aku sangat lelah.”

“Hah? Kenapa oppa tidak bisa tidur?”

“Tadi aku minum kopi.”

“Apa? Kapan?”

Yonghwa mendesah pelan, kenapa gadis ini  jadi cerewet sekali? Ia tersenyum senang merasa diperhatikan. “Mungkin sekitar jam 8 tadi.”

“Tentu saja kau tidak akan tidur.”

Keduanya terdiam sejenak.

“Kau ada di mana?” tanya Yonghwa.

“Di jalan, dari kampus. Kuliahku selesai cepat hari ini.” sebenarnya Seohyun ingin bertemu dengan Yonghwa. Tapi ia malu mengatakannya. “Mmmh...oppa?”

“Yaa... maaf kan aku Hyun, pasti kau sedang ingin ditemani, ya? Aku ingin sekali, tapi rasanya kopi itu meracuniku. Haaah...” Yonghwa mengeluh.

“Hihi...” Seohyun terkikik mendengar Yonghwa. “Oppa, itukan salahmu! Kenapa minum kopi padahal ingin tidur.” Tanpa ia sadari, mobil yang ia kemudikan menuju ke arah dorm C.N Blue. “Haah!”

“Yaa! Seohyun-ah kau kenapa? Hyun...!” Yonghwa seketika terduduk karena khawatir.

“Ah tidak-tidak! Aku tidak apa-apa. Maaf mengagetkan.” Seohyun menggeleng, lalu melanjutkan perjalanannya. Terlanjur!

“Ahh, kau membuatku khawatir.” Ia kembali berbaring, semakin lelah karena terkejut.

 “Oppa, apa kau seudah makan?” tanya Seohyun.

 “Belum. Tadi pagi hanya minum ekspresso.”

“Yaa! Oppa, cara hidupmu itu tidak sehat... Aku ada di dekat apartemen kalian sekarang.”

“Benarkah? Apa kau mau mampir?”

Seohyun tersenyum. “Baiklah aku akan mampir. Mau ku masakkan sesuatu?”

Senyum lebar terkembang di wajah Yonghwa. “Hei, istriku sangat perhatian ke pada suaminya sekarang!” katanya mulai menggoda.

“Tentu saja!” kata Seohyun, wajahnya memerah mendengar  kata-katanya sendiri.

“Baiklah... chagiya, aku tunggu ya...”

“hmm...” jawab Seohyun, semakin merah. Untung ia tidak melihat wajahku sekarang. Batin Seohyun.

Ia menepikan mobilnya di depan minimarket dekat dari dorm C.N Blue. Ia membeli beberapa bahan masakan. Awalnya, ia ingin membuat sesuatu yang rumit, tapi kemudian ia mengingat makanan favorit Yonghwa, sphagetti. Apalagi ia pernah membuatnya di WGM untuk episode 21. 

Penjaga minimarket sempat curiga pada wajahnya, namun Seohyun merapatkan kacamatanya untuk mengelabui.

Selesai berbelanja, ia tiba di apartement C.N Blue dan memakirkan mobilnya di basement. Lalu naik ke apartemen C.N Blue. Seohyun menekan bel pintu dorm C.N Blue. Tapi ponselnya malah bergetar.

Yong oppa calling...

“Oppa, aku sudah ada di depan pintu. Kenapa tidak...”

“Hyun...kodenya 4444. Kau buka sendiri ya...”

“Memangnya tidak ada... Halo?” Seohyun menutup ponselnya yang telah terputus.

Seohyun meletakkan belanjaannya di atas meja bar, di dapur. Ia melihat sekeliling apartemen. Kosong.

“Apa yang lain tidak ada di rumah?” Ia berjalan ke kamar Yonghwa, melihat “suaminya” berbaring, menutup wajahnya dengan bantal. “Oppaaa...!” Ia memanggil dari pintu kamar. Tidak berani melangkah ke dalam.

“Mmmh...” Perlahan Yonghwa menyingkap bantal di wajhnya. “Oh, Seohyun-ah... Maaf, ya... kepalaku sedang sakit.”

“Benarkah? Oppa baik-baik saja?” Tanpa ia sadari Seohyun melangkah ke dalam kamar Yonghwa. Wajahnya khawatir, ia menyentuh dahi Yonghwa, dan lega ketika suhunya normal.

Yonghwa terkejut melihat inisiatif Seohyun. Ia meraih tangan Seohyun, “Tidak apa-apa kok!  Yaa...istriku benar-benar cemas rupanya.”

“Yaa...oppa! Jangan menggodaku terus.” Ia buru-buru menarik tangannya dan berdiri. “Aku, aku akan memasak sesuatu. Mmmh...tidurlah...” ia berkata terbata-bata, lalu berlari ke luar kamar.

“Hahaha...” Yonghwa mengeluarkan tawa khasnya melihat Seohyun tersipu. Ia menghempaskan kembali tubuhnya di timbunan bantal. “Enak sekali seandainya dia betul-betul menjadi istriku. Hmmm...”


11.00 pm.

Seohyun menata spaghetti yang ia buat di atas meja. Ia juga menaruh kimbab di sampingnya.

Ia masuk kembali ke kamar Yonghwa untuk membangunkannya.

“Oppa...bangunlah. ayo kita makan.” Seohyun menatap wajah Yonghwa yang terlelap. “Apa ia baru saja tertidur? Oppa...” ia ingin menyentuh wajah Yonghwa. Tapi menarik tangannya yang terjulur kembali. Ia merasakan getaran lagi. Seperti yang terjadi belakangan ini ketika mereka bersentuhan secara langsung di WGM. Sedikit ragu, ia menyibak rambut di atas mata Yonghwa.

“Aaa..!” seohyun menjerit tertahan ketika tangannya kembali di genggam oleh Yonghwa yang rupanya masih terjaga.

“Hahaha...! Kau terkejut ya?” Yonghwa tertawa melihat Seohyun, ia lalu bangkit dari tidurnya.

“Huuh! Kau ini...keterlaluan!” ia menarik Yonghwa bangun, yang masih menggenggam tangannya dari tempat tidur. Berpegangan tangan, mereka berjalan ke dapur.

“Hyun~...” Yonghwa memanggil Seohyun dengan nada yang biasa ia lakukan di WGM.

“Yong~...” Seohyun membalas dengan nada yang sama, panggilan sayang YongSeo couple.

“Hahaha...” Yonghwa tertawa senang. “Waaah...kau memasak spaghetti?”

“Hmmm...karena ini makanan favoritmu!”

“Ya, aku sangat suukaa spaghetti. Seperti yang waktu itu kan? Sering-seringlah memasakkannya.”

"Kali ini resepnya berbeda, aku membuat yang bolognaise."

"Waah,, benarkah?" Yonghwa mendekatkan kepalanya ke atas spaghetti.

“Hehe... itu karena aku tahu masak spaghetti  sedikit mudah. Kalau masak yang lain, belum tentu akan enak.”

“Aku akan memakan apapun yang kau masak Hyun-ah! Apapun!” kata Yonghwa dengan wajah penuh tekad.

"Ah, terimakasih banyak oppa...!" Seohyun tertawa melihatnya.

Ia menyajikan spaghetti di piring untuk “suaminya”.

“Hei, mestinya ini bisa menjadi episode WGM yang bagus bukan? Supaya kita bisa menghemat waktu shooting.” Kata Yonghwa tiba-tiba, ia sampai memukul jidatnya. “Aaaahh...iya, yah! Aku akan menelpon PD-nim untuk ke sini mengambil gambar. Ide bagus kan?!” Ia tiba-tiba bangkit dari kursi lalu berjalan ke kamarnya.

“Oppaaa...” Seohyun terperangah melihatnya. Ia tertunduk, kecewa melihat reaksi Yonghwa. Apakah ia menganggap aku hanya berakting? Aku kan ingin berdua dengan oppa! Seohyun menghela nafas panjang.

“Aaaah!” Seohyun menjerit ketika tiba-tiba wajah Yonghwa sudah berada sangat dekat dengan wajahnya di atas meja.

“Hahaha...” Yonghwa terbahak. Ia bahkan terguncang di kursinya, tidak bisa duduk tegak.

“Haais... Kau ini! Oppa! Kau keterlaluan! Sangat keterlaluan.” Seohyun ngambek. Menolak memandang Yonghwa.

“Yaaa...maafkan aku. Aku bercanda...! Hyun~...” Yonghwa berusaha menatap wajah Seohyun, tapi ia berpaling ke arah yang lain. “Hyun~...”  Yonghwa menarik tangan Seohyun, yang dipakai bertopang dagu, memaksa Seohyun menatapnya. “Maaf...aku bercanda. Jangan marah...! kalau kau marah, aku tidak bisa makan...” kata Yonghwa pelan.

Seohyun melunak. Menarik tangannya dari genggaman Yonghwa. Ia mendorongkan piring, “Sudahlah... oppa makan saja.”

Untuk beberapa saat, Yongseo couple menikmati spaghetti mereka.

“Hyun~... kau ada peningkatan!” kata Yonghwa dengan mulut penuh. Ia juga mencoba kimbab yang dibuat Seohyun. “Ummmh...ini juga enak!”

“Benarkah? Ah, terimakasih..” Ia mengambil potongan jamur yang besar lalu menyuapkan ke mulut Yonghwa. “Coba ini...”

Yonghwa tersenyum melihatnya, “hei...ternyata kau sungguh ingin berduaan denganku ya?” katanya menggoda, namun tanpa lengah ia meraih tangan Seohyun yang akan menarik potongan sosisnya, lalu segera memakannya.

“Oppa...! kubilang hentikan! Ahh! Aku benar-benar ingin pulang sekarang!”

“Kau tidak boleh pulang! PD-nim dan kru WGM sedang dalam perjalanan ke sini.”

“Apa?” Seohyun bangkit dari kursi. Wajahnya panik. Ia tidak bilang kepada siapapun kalau ia akan bertemu dengan Yonghwa sepulang kuliah. Ia mulai membayangkan apa kata Unnie-unnienya, tentang dia menemui Yonghwa diam-diam. Membayangkan cengiran lebar SooYoung dan godaan yang tidak ada habisnya dari Hyeoyon. Andweee...

“Hahaha...” tawa Yonghwa kembali meledak. Kali ini cukup lama, Seohyun yang tersadar akan kebodohannya diam memandang Yonghwa. Ia membiarkan “suami”-nya yang sangat kekanak-kanakan itu tertawa hingga ia berhenti sendiri,

“Hah...ternyata aku belum cukup belajar!” keluh Seohyun, demi menutupi kekesalan dan rasa malu karena berkali-kali ia dibodohi, ia melanjutklan makannya dengan khidmat. Tanpa memperdulikan gelak tawa yang di depannya.

“Seohyun-ah...kau adalah gadis paling lugu di dunia. Kau yang paling innocent. Kau tahu! Ekekkk...” Kata Yonghwa, yang kembali tergelak.

Seohyun hanya mencibir. “Kenapa oppa sangat ingin merekam kegiatan kita hari ini? Padahal aku ingin berhubungan baik denganmu. Tidak hanya di depan kamera dan di depan sutradara. Tapi di kehidupan nyata.  Apa kau menganggap semuanya hanya berakting?” ketika mengatakan kalimatnya, Seohyun merasa sakit. Ia menggigit bibir, dan meletakkan sumpitnya.

Yonghwa terhenyak. Ia memandang Seohyun, merasa bersalah. Tentu saja tidak! Aku hanya berusaha menutupi kekikukanku di depanmu. Aku tidak pernah merasa mati kutu di depan wanita sebelumnya, sampai aku bertemu denganmu. Kau membuatku sulit menunjukkan perasaanku yang sesungguhnya. Sayang, semua kalimatnya hanya ada di benaknya, tanpa Seohyun tahu.

“Yaaa...jangan bilang begitu. Aku merasa sangat bersalah sekarang.”

“Ah, tidak oppa. Tidak salah kok. Lanjutkan makanmu.”

“Kau pikir aku mau diganggu oleh kamera dan kru jika sedang berduaan dengan wanita?” kata Yonghwa pelan.

“Hais... sudahlah! Jangan menggodaku lagi.”

“Hyun~...”

“Apa!”

“Aku tahu, kau selalu mengatakan hal yang berbeda.”

“Berbeda apanya?”

“Kau mengatakan hal yang berbeda di WGM. Kau mengatakan A saat kita shooting di lokasi dan mengatakan B saat di ruang interview. Dan kau mengatakan hal yang sebenarnya jika di ruang interview.”

“Haah??” Seohyun terkesiap, ia berusaha menyangkal. “Tidak! Tidak seperti itu kok!”

“Hei...jangan menyangkal! Aku sudah melihat semua episode WGM dari awal. Kau tidak bisa mengingkarinya.” Kata Yonghwa.

“Haah? Benarkah.”

“Hmmm!” Yonghwa mengangguk pasti.

Seohyun memegang bibirnya.

“Ya,,dan kau selalu memegang bibirmu seperti itu, jika sedang bingung.”

“Aaa...” Seohyun tercengan, menyadari banyak hal yang Yonghwa tahu tentang dirinya.

Yonghwa tersenyum puas melihat ekspresi Seohyun, lalu ia kembali tertawa karena Seohyun terpaku menatapnya. Cute sekali...!

Mereka tertawa.


12.00 pm

Setelah makan, dan membereskan dapur bersama, mereka duduk di sofa. Yonghwa menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Sementara Seohyun mulai membuka bukunya.

 “Setelah kenyang, rasanya lebih mudah untuk tidur... Aah!” Yonghwa menguap dan memejamkan matanya.

“Oppa, kau pasti sangat mengantuk ya kan?”

“Hmmm...”

Seohyun menatap Yonghwa yang memejamkan mata di sampingnya.

“Kau sudah tidur?”

“Mmm...”

“Oppa bisa bersandar kepadaku...”

Sebelum kalimat Seohyun selesai, kepala Yonghwa terjatuh pelan di pundak Seohyun. Yang menambah kecepatan degup
jantung keduanya.

“Oppa...” Seohyun memanggil pelan, tapi tidak ada jawaban. Perlahan, ia menyadari nafas Yonghwa berubah semakin teratur. Mereka bertahan pada posisi seperti itu beberapa waktu. Kemudian Seohyun perlahan memindahkan kepala Yonghwa di pangkuannya.

“Hmh...” Seohyun tersenyum, membelai pelan rambut Yonghwa.
“Oppa, kau tahu. Kalau seperti ini kau semakin mirip anak kecil. Walaupun tingkahmu memang sering kakanak-kanakan.” Ia tertawa mengingat hal-hal konyol yang dilakukan “suaminya” di WGM.
 “Tapi aku tahu, kau adalah seorang pria dewasa.” Lanjutnya pelan.

Ia menepuk pelan rambut Yonghwa. Tatapannya lekat, tidak beralih ke tempat lain. Bahkan tidak ke arah buku, benda keramatnya, yang kini tergeletak di lantai. Tanpa ia sadari, wajahnya menunduk, semakin dekat dengan wajah Yonghwa. Sedetik, dua detik, ia ragu. Lalu...

Seohyun menarik bibirnya cepat, tapi wajah Yonghwa masih tepat di bawah wajahnya. Masih terlelap. Ia menggigit bibir, merasakan sentuhan bibir Yonghwa di bibirnya. Pertama kali dalam hidupnya, ia merasakan bibir seorang pria. Ia tersenyum, merelakan ciuman pertamanya terjadi seperti ini. Kali ini ia tak ragu, menyentuhkan bibirnya ke bibir Yonghwa. Cukup lama, Seohyun menikmati apa yang dilakukannya.


 3.00 pm.

Yonghwa terbangun, menyadari ia tidur di pangkuan Seohyun. Melihat wanita itu telah tertidur dengan posisi duduk di sofa.

“Aaah... Pria macam apa aku ini?” Yonghwa mengeluh kepada dirinya sendiri melihat Seohyun tertidur dengan posisi yang tidak nyaman.

Perlahan, Yonghwa mengangkat tubuh Seohyun ke kamarnya, dan membaringkannya di atas ranjang. Ia membenarkan posisi bantal, dan menyelimutinya.

“Seohyun-ah... manis sekali wajahmu tidur seperti itu.” Kata Yonghwa memandang Seohyun.

Ia menyentuh bibirnya sendiri, lalu tersenyum. “Mimpi yang aneh.” Ia bergumam pada dirinya sendiri, “ Mana mungkin seorang Seohyun menciumku lebih dulu! Haha... tapi entah kenapa terasa sangat nyata.” ia menggeleng seperti mengusir lalat, menyingkirkan pikiran yang dianggapnya konyol dan mustahil.

Ia kembali memandang wajah Seohyun yang terlelap. Mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun, menelitinya seksama, ia bisa merasakan nafas Seohyun di wajahnya. Yonghwa menggeleng.

“Aku tidak akan melakukannya tanpa izinmu Hyun~... Aku akan tunggu, menunggu sampai kau percaya pada perasaanku.” Yonghwa berkata pelan, lalu mengecup kening Seohyun pelan.


5.00 pm.

Jonghyun dan Minhyuk berlari  menerobos masuk ke dalam lift yang akan menutup. Mendelik marah ke arah Jungshin yang telah ada di dalam lift sebelumnya. Ia, Jungshin, dengan penuh kesadaran membiarkan pintu lift tertutup, walaupun ia melihat Jonghyun dan Minhyuk telah ada di lobi. Mereka mendelik penuh pada Jungshin di tengah nafas mereka yang hampir habis memburu lift, namun tersangka malah tertawa tanpa dosa.

“Yaaak! Kau memang sengaja yah? Jelas-jelas kami memanggilmu agar kau menunggu dan tidak menutup lift.” Sembur Jonhyun, sambil berusaha mengatur nafasnya setelah berlari.

“Hahaha... mestinya kalian lihat cara kalian berlari ke arah lift. Sangat lucu. Hahaha...!” Jungshin tergelak.

“Yaa! Jungshin-ah, tidak lucu tau!” sambar Minhyuk, yang juga ngos-ngosan.

Tapi, Jungshin tetap melanjutkan tawanya terpingkal-pingkal di dalam lift.

“Berhentilah tertawa! Kau mau menjatuhkan lift ini!” kata-kata Jonghyun tenggelam, Jungshin masih tertawa bahkan ketika mereka keluar dari lift. Mereka juga tidak memperhatikan sepatu wanita di pintu masuk.

“Ssst...! Yonghwa hyung sedang tidur.” Kata Minhyuk begitu melihat Yonghwa berbaring di sofa. Sementara Jungshin mengambil air minum di kulkas.

“Kenapa dia tidur di sofa? Apakah ketiduran?” Jonghyun membuka pintu kamar Yonghwa, ingin mengembalikan topi yang dipinjamnya. Kemudian ia membeku di pintu kamar.

“Wah, ada spaghetti!” Jungshin berteriak dari dapur.

Minhyuk berlari mendatanginya. “Benarkah?”

Mereka mencicipi spaghetti dengan rakus, lalu saling berpandangan merasa aneh, mengingat Jonghyun tetap membeku di pintu kamar Yonghwa.

“Hyung, kau tidak mau ya?” tanya Minhyuk.

“Kami habisi saja yah!” kata Jungshin berharap.

Mereka kembali berpandangan, Jonghyun tetap membeku. Mereka menghampirinya.

“Itu...Seohyun kan?” akhirnya Jonghyun bersuara, menunjuk ke dalam kamar Yonghwa. Jungshin dan Minhyuk ikut
terpana, lalu ketiganya berpaling melihat Yonghwa tertidur di kursi. Kemudian berpaling cepat ke seluruh apartemen, memeriksa sudut-dudut ruangan, mencari kamera ataupun tanda-tanda shooting WGM.

“Aah...! Mereka memang tidak ada jadwal shooting WGM hari ini kok!” Kata Jonghyun.

“Jadi, mereka seharian berdua di apartemen tanpa ikatan profesionalitas? Masak spaghetti?” lanjut Jungshin.

“Dan membereskan apartemen!” kata Minhyuk, melihat keadaan apartemen yang jauh lebih baik, dibanding ketika
mereka tinggalkan pagi tadi.

“Intinya, mereka kencan di apartemen. Ya kan?” Jungshin menatap Jonghyun dan Minhyuk meminta persetujuan.

Pemahaman ini menimbulkan cengiran di wajah ketiganya. Mereka turut senang pada prospek hubungan Yongseo couple.

“Yaa...tapi mereka payah sekali.” Kata Jungshin, “Seharian, ini mereka menghabiskannya dengan tidur???”

“Hmmm...” Jonghyun mengangguk setuju. “dan mereka tidur terpisah! Haisss... ckckck...!”

“Ckckckck... kekanak-kanakan!” kata Jungshin.

“Hyung sangat tidak dewasa!” kata Minhyuk.

“Siapa...?” suara Yonghwa yang masih serak, karena bangun tidur, membuat Jonghyun, Jungshin, dan Minhyuk terpaku di tempat.


END~

*eh iya,, ring tone-nya Yonghwa judulnya "Sarang Bit a.k.a Love Light" ^,^


WGM Yongseo eps 21

Yong~ _ Minyuk _ Jonghyun

7 komentar:

  1. aaa gemasss!!
    ngbayangin kl itu bneran terjadi :D *ngarep mode on
    nice ff chingu! ;)

    BalasHapus
  2. ahhh!!! baru kali nie aq ngbcA ff Yongseo couple sbgus ini...
    jd pngn nangis aq..cz ingt sm Yongseo couple...kangen berat sm nie couple!!^^

    BalasHapus
  3. ff ini bgs bgt,,,
    agghhhh kgen ma yongseo couple,,,
    sring2 bwt ff yongseo yach,,,itung2 ngobatin kerinduan,,hehehhe
    hwayting,,,>.<

    BalasHapus
  4. nice ff,,
    uda dua kali sich baca nie ff,baca lagi soalnya lagi kangen ama pasangan ini*malah curcol,tapi tumben bisa comment,,mian kalau jadi silent reader*ditimpuk author...
    semangatt thorrr*treak pake toa :D

    BalasHapus
  5. ~~nice FF~~
    bagus banget!!
    lain kali bikin FF Youngseo lagi ya!!
    ==Daebak==

    BalasHapus
  6. ketmu lagii FF yongseo........... suka banget ma couple ini........
    Keren..

    BalasHapus
  7. bikin lagi dong.....

    BalasHapus