Minggu, 31 Juli 2011

DISASTER LOVE - Chap 4 - Fanfiction Super Junior -

CHAPTER 4



- KK Entertainment -   

Hyun-in melangkah keluar dari lift yang mengantarkannya ke lantai empat, di mana ruangan ayahnya berada. Pikirannya melayang-layang, memikirkan Dong-hae. ia benar-benar malu mengingat kejadian semalam. Bagaimana bisa aku mabuk di depannya? keluh Hyun-in dalam hati.

Pagi ini, walaupun semalam Dong-hae berkata akan pergi show ke beberapa kota bersama Super Junior M, namun Hyun-in masih menyimpan harapan akan melihat pria itu di lokasi shooting. Sayangnya harapannya tak terwujud. Dong-hae memang sudah pergi. padahal ia ingin sekali mengucapkan terima kasih karena Dong-hae telah mengantarnya dan mobilnya dengan selamat sampai di rumah.

“Selamat siang, Nona Kang.”

Hyun-in segera tersadar dan menangguk serta menyunggingkan senyum sopan pada kedua karyawan wanita ayahnya yang menyapanya. “Selamat siang,” balasnya.

Kedua wanita itu tersenyum ramah sambil berjalan melaluinya. namun setelah beberapa langkah jauhnya dari Hyun-in, mereka berbisik-bisik membicarakan gadis itu. “Hidup tuan Putri satu itu nyaman sekali,” ucap salah seorang dari mereka, tak cukup pelan seperti yang dikiranya, hingga terdengar oleh Hyun-in. “dimanjakan dengan harta Tuan Kang dan mendapat kesempatan debut menjadi penyanyi. Membuat orang iri saja. eh, kudengar seluruh tubuhnya itu hasil operasi plastic!”

Hyun-in menghentikan langkahnya. Perlahan, ia menoleh ke belakang, memperhatikan punggung kedua wanita yang semakin menjauh itu.

“Benarkah? Pantas saja cantik seperti itu. yeah, tak heran dengan uang sebanyak itu dia bisa operasi bagian tubuhnya yang manapun dan kapanpun—“

Wajah Hyun-in sedikit memucat. Tak ingin mendengar lebih jauh lagi pembicaraan kedua wanita itu, ia mempercepat langkahnya menuju ruangan ayahnya.

Hal seperti ini bukan kejadian baru. Hyun-in sedih dan tak mengerti mengapa banyak sekali orang yang berbicara semanis madu bila di depannya namun menjelek-jelekkannya di belakang. Kebanyakan orang tak tulus padanya. semua bersikap baik padanya karena ia putri keluarga Kang yang terhormat, bukan karena pribadinya. dan bahkan disaat seperti itu pun mereka yang iri dengan apa yang dimilikinya terus menggunjingkan segala macam omong kosong yang sebenarnya tak pernah dilakukan Hyun-in—seperti kedua wanita tadi.

“Ah, Putriku tersayang,” kata Kang Ha-jong begitu putri bungsunya memasuki ruangannya. “Apa yang membuatmu datang ke mari?”

Hyun-in duduk di salah satu bangku. “Ada yang ingin kubicarakan,” jawab Hyun-in.

Mengerutkan kening, Ha-jong mengamati dengan khawatir wajah keruh putrinya itu. “Apakah terjadi sesuatu?”

Hyun-in cepat-cepat menggeleng. “Tidak apa-apa,” katanya. “Yang ingin kubicarakan denganmu adalah tentang Dong-hae—“

“Hahhh… sudahlah, Hyun-in. aku percaya pada penilaian pamanmu. Bila dia bilang suara Cho Kyu-hyun lah yang cocok untuk menyanyikan lagu itu, maka aku pun setuju dengannya. lagi pula kontrak sudah dibuat. Maaf, Sayang, tapi ini bisnis. aku tidak bisa menuruti kemauanmu untuk yang satu ini.”

Hyun-in sangat kecewa, namun tahu tak ada lagi yang bisa dikatakannya untuk mengubah pikiran ayahnya.

Kang Ha-jong berdiri lalu menghampiri putrinya. Dirangkulnya pundak Hyun-in penuh sayang. “Jangan sesedih ini,” pintanya. “Apa kau begitu menyukainya?”

Wajah Hyun-in langsung merona. “A… Ayah! aku hanya mengidolakannya!”

DISASTER LOVE - Chap 3 - Fanfiction Super Junior -

CHAPTER 3



“Sial. bannya bocor,” gerutu Sung-min.

Ki-bum keluar dari mobil BMW putih milik Sung-min, ikut melihat kondisi ban yang menghambat perjalanan mereka.

Pagi-pagi sekali keduanya memenuhi panggilan Tuan Kim ke kantor SM Entertainment, dan akhirnya memutuskan pergi bersama ke lokasi shooting. Asisten-asisten mereka telah lebih dulu pergi menggunakan salah satu van perusahaan.

“Apakah di dekat sini ada bengkel?” tanya Sung-min.

“Aku tidak tahu,” jawab Ki-bum. “Sebaiknya kita meminta jemputan—“

“Woah… lihat siapa yang kita temui hari ini, teman-teman.”

Serempak, Sung-min dan Ki-bum menoleh dan melihat tiga pemuda berseragam SMU berjalan mendekat. Dari gaya bicara dan ekspresi ketiganya, jelas mereka ingin mencari gara-gara. Dan jalanan perumahan yang sepi ini sepertinya membuat bocah-bocah itu semakin percaya diri dan berani.

“Kekasihku sangat mengidolakan mereka,” cemooh pemuda terpendek.

“Gadis-gadis yang kukenal pun begitu,” sahut temannya, yang berwajah seram—terlihat lebih tua dari kedua temannya. 
     
“Apa bagusnya pria-pria banci seperti ini?” hina si pemuda yang pertama kali bicara, yang berwajah dungu. “Lihat itu, bahkan dia menggunakan warna pink!” tambahnya sembari tertawa menghina Sung-min.

Sung-min mengamati ketiga pemuda bengal itu sembari mendengus mengejek. Dia sudah biasa dengan pendapat miring orang-orang tentang kesukaannya dengan warna pink. memang kenapa dengan warna itu? apa salahnya menyukai warna pink? apakah ada larangan pria tak boleh menyukai warna itu? apa warna tersebut hanya milik wanita? Apakah berdosa bila memakai dan mengoleksi barang-barang berwarna pink? Sung-min tak pernah habis pikir dengan kepicikan orang-orang itu. selama dirinya tak merugikan siapapun, rasanya sah-sah saja dia menyukai warna pink.

Si pemuda berwajah seram mengangkat alisnya dengan gaya menantang. “Kenapa? tidak terima? Kau ingin marah?”

Sung-min memandangnya acuh tak acuh. “Untuk apa buang-buang waktuku yang berharga dengan mengurusi hal tak berguna ini?” dengan tenang dia mengeluarkan ponsel pinknya dari saku celana, untuk menghubungi asistennya.

“Meremehkan kami, hah!?” bentak si pemuda pendek sembari memukul tangan Sung-min, membuat ponsel pria itu terlempar ke jalan.

Habis sudah kesabaran Sung-min. Ditatapnya tajam ketiga pemuda di hadapannya. Tangannya terkepal erat. percuma ia menguasai beberapa jenis bela diri China bila mengatasi tiga bocah ini saja tidak bisa. Namun belum sempat ia melangkah maju untuk memberi sedikit pelajaran, terdengar suara raungan motor.

Ki-bum menoleh tepat pada saat Seo-min yang mengendarai motor Harley-nya mendekati mereka dengan kecepatan tinggi.

“Astaga!” seru Sung-min kaget sembari melompat mundur agar tak terserempet motor Seo-min.

“Brengsek!”

“Hati-hati!”

“Hei, kau!”

Ketiga pemuda itu menjerit panic karena jelas Seo-min menyasari mereka. bahkan salah seorang di antaranya, si pemuda berwajah dungu, terserempet sedikit hingga jatuh terduduk walau tidak benar-benar terluka.

Sembari mematikan mesin motornya, dengan gesit kaki kanan Seo-min menendang perut si pemuda berwajah seram yang hendak menyerangnya, lalu turun dari motor untuk meninju hidung si pendek yang telah menendang kaki kirinya tadi. si pemuda yang diserempet Seo-min bangkit berdiri dan menangkap tubuh gadis itu dari belakang, berusaha menahan gerakannya, agar kedua temannya dapat mengeroyok gadis itu.

Sung-min dan Ki-bum yang sebelumnya terlalu terkejut dengan kejadian yang begitu cepat, segera bergerak maju untuk menolong, namun sebelum keduanya sempat melakukan apa-apa,  Seo-min ternyata lebih dari bisa untuk menolong dirinya sendiri. diangkatnya kedua kakinya tinggi-tinggi untuk menendang mundur kedua pemuda yang akan menyerangnya, lalu menyikut keras perut pemuda yang menahannya hingga termundur dua langkah dan mengerang sakit memegangi perutnya.

OUR SPECIAL DAY !!! - One Shoot - Fanfiction Super Junior -

OUR SPECIAL DAY !!!



- 2 April -  
- Lee Hyuk-jae / Eun-hyuk - Hotel The Grand Daegu - Daegu, Korea -    

“Kau benar-benar tidak bisa?” tanyaku kecewa. “Aku ingin merayakan ulangtahunku bersamamu.”

“Maaf, tapi jadwal Aquamarine benar-benar penuh bulan ini,” sahut Shin-woo lewat telepon.
     
 Samar kudengar seseorang membuka dan menutup pintu—mungkin Dong-hae yang baru kembali dari ruang sarapan di lantai satu—ketika aku menghempaskan tubuh ke ranjang.

“Kita sudah lama tidak bertemu,” keluhku lagi pada kekasihku itu. “Apa kau benar-benar tidak bisa meluangkan waktu sehari itu saja?” desakku terus.

Dong-hae muncul. “Shin-woo?” tanyanya, dan kujawab dengan anggukan.

“Shin-woo… Honey, ayolah…” rengekku.

Terdengar dengusan khas Shin-woo. “Berhentilah bertingkah seperti bocah kecil,” omelnya. “Aku memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang harus kulaksanakan. Aku tidak bisa pergi begitu saja hanya untuk sekedar merayakan ulangtahunmu.”

“Sekedar? Kau bilang sekedar ulangtahunku!? Maksudmu hari kelahiranku tidak penting bagimu!?” suaraku meninggi karena kesal dan kecewa.

Shin-woo mendesah kesal. “Bisakah kau tidak berlebihan seperti ini?”

Sekarang aku benar-benar marah.“Berlebihan!? Aku!? kau—“

“Aku sibuk. Kita bicarakan lagi nanti. sampai jumpa.” Klik.

Aku menatap ponselku tak percaya. Apa-apaan ini? Gadis macam apa yang bersikap seperti ini padakekasihnya sendiri!? dia berkata mencintaiku, tapi tidak peduli sama sekali dengan hari ulangtahunku!? Apa dia tidak merasakan kerinduan yang sama seperti yang kurasakan? Sial! karena pekerjaan, kami sudah tidak bertemu selama hampir dua bulan!

DISASTER LOVE - Chap 2 - Fanfiction Super Junior -

CHAPTER 2



- Rumah keluarga Kang -    

“Sudah lama rasanya tak melihat ketiga gadis itu berkumpul di rumah ini seperti sekarang,” kata Bo-jong pada kakaknya.

Kang Ha-jong bersandar santai di kursi kerja kulitnya sembari tersenyum. “Memang. Tanpa terasa putri-putriku sudah tumbuh begitu besar…”

“Kau terlalu sibuk dengan bisnis dan wanita-wanitamu hingga tidak menyadari tumbuh kembang mereka,” kritik Bo-jong.

“aku tak bisa menyangkalnya,” sahut Ha-jong setelah beberapa saat terdiam. “Selain Hyun-in, dua putriku yang lain bersikap bagai orang asing padaku. aku menyesalinya. Seandainya aku tidak mengacaukannya sejak awal, tak akan begini keadaannya…”

“Bukan hanya padamu mereka bersikap bagai orang asing, terhadap satu sama lain pun ketiganya seperti itu. bila orang tak mengenal mereka, pasti tak akan ada yang menyangka ketiganya bersaudara.”

“Karena itulah aku membuat proyek ini. Bila bisa, aku ingin mengusahakan agar terjadi keajaiban yang dapat memperbaiki hubungan keluargaku.”

“Sepertinya sulit, tapi kuharap keajaiban itu benar terjadi,” komentar Bo-jong.



Di ruang keluarga, Hyun-in menaruh rangkaian bunga warna-warni di dalam vas Kristal yang berada di sisi foto mendiang ibunya. Gadis itu tersenyum lembut penuh kasih sayang memandangi wajah cantik nan lembut dalam foto tersebut. Jang Soo-ra meninggal di saat Hyun-in berusia Sembilan tahun, karena penyakit kanker yang lambat diketahui dan tak dapat disembuhkan lagi.

Di dinding di atas foto mendiang ibunya, tergantung foto keluarga Kang. Dirinya yang saat itu berusia tujuh tahun duduk di tengah-tengah di antara ayah dan ibunya, Hea-in di sisi kanan ayahnya, dan Seo-min di sisi kiri ibu Hyun-in.

foto yang diambil ketika liburan musim panas, saat Seo-min berkunjung ke Korea, untuk pertama kalinya mengunjungi ayahnya. dan setahun semenjak kedatangan Hea-in di rumah itu—di usianya yang ke sebelas Hea-in pergi dari rumah yang ditempatinya selama bertahun-tahun bersama ibunya, untuk hidup dengan ayahnya.

Jang Soo-ra adalah istri ke tiga Kang Ha-jong. pria itu menikah di usia muda dengan model cantik yang belum terkenal, Noh Ji-ni, ibu Hea-in. pernikahan tersebut sebenarnya terpaksa, karena saat itu Noh Ji-ni tengah mengandung empat bulan, dan mendesak Kang Ha-jong untuk menikahinya. Tepat setelah lahirnya Hea-in, keluarga Kang yang terhormat mengurus perceraian putra sulung mereka dengan Noh Ji-ni.

Noh Ji-ni bersedia pergi membawa bayinya hidup bersamanya dengan syarat uang bulanan akan terus dikirim ke rekening pribadinya. Bukan hal yang sulit, mengingat kekayaan keluarga Kang, asalkan putra sulung mereka dapat meneruskan hidup dengan baik tanpa bayang-bayang suram pernikahan singkatnya dengan Noh Ji-ni yang matrealistis dan dianggap tak sederajat dengan mereka itu.

DISASTER LOVE -Prolog + Chap 1 - Fanfiction Super Junior -

PROLOG



- Lee Dong-hae - KK Entertainment - 

Di gedung bertingkat bergaya modern milik Tuan Kang ini, kami melakukan jumpa pers, mengumumkan pembuatan film terbaru yang akan diproduseri Tuan Kang. Disaster Love, yang ceritanya dibuat oleh putri keduanya, Kang Seo-min, yang masih berada di Amerika mengunjungi ibunya yang tinggal di sana.

Aku berperan menjadi pemeran utama pria. seorang playboy yang memacari tiga gadis yang bersaudara. Salah satu gadis tersebut diperankan oleh Kang Hea-in, putri pertama Tuan Kang.

Ya, sepertinya bisa dibilang film ini merupakan proyek keluarga. Kang Hea-in sebagai salah satu pemeran wanita, Kang Seo-min sebagai pembuat naskah, dan si bungsu Kang Hyun-in memulai debutnya sebagai penyanyi dengan menyanyikan soundtrack untuk film ini.

Bersama Kak Sung-min, Ki-bum, dan Kyu-hyun yang juga bermain dalam film ini, aku menjawab sejumlah pertanyaan dari wartawan mengenai peran kami dalam film tersebut. Setelah jumpa pers usai, kami berempat berbasa-basi dulu dengan yang lain, walau sebenarnya harus segera pergi ke lokasi pemotretan sebuah majalah.

“Kuharap nanti kita bisa berduet dalam menyanyikan soundtrack Disaster Love,” kata Kang Hyun-in manis dan sopan. Gadis itu menghampiriku sambil tersenyum ramah.

Aku membalas senyumnya. “Pasti akan menarik,” sahutku.

“Suaraku lebih bagus dibanding kak Dong-hae,” sombong Kyu-hyun tiba-tiba, membuatku, kak Sung-min, dan Ki-bum memutar bola mata.

Kang Hyun-in tak mengacuhkan Kyu-hyun. Meliriknya pun tidak. “Aku sudah menonton drama It’s Okay Daddy Daughter. Aktingmu sangat bagus. Memilihmu sebagai pemeran utama merupakan pilihan paling tepat yang pernah dilakukan ayahku,” katanya, melanjutkan pembicaraan denganku, seolah tak mendengar perkataan Kyu-hyun.

“Eh… terima kasih,” sahutku, sedikit jengah dengan pujiannya.

“Apakah—“

HIGH LEVEL JEALOUS -- FF Geje (oneshoot)

HIGH LEVEL JEALOUS ---FF Geje #ga usah dibaca!


Annyeong all readers….


Berhubung saya lagi mandeg ide untuk nerusin Broken Link, #edisistucklevel. Taunya otak saya penuh sama ide ini, ide gejeh, gajeb, yang kalau ngaa dituangkan ke tulisan bikin kepala saya meledak karena saking overloaded *lebeh*

Masih berkisar antara kehidupan Keluarga Kim yang ga pernah, ga mungkin, ,mustahil, dusta besar, kalau ada di dunia nyata, tapi nyatanya keluarga ini ada di dunia gejeh dan hanya eksis di dunia maya.

Tapi sumpah ini bukan cerita komedi, saia ga bakat bikin yang lucu-lucu. Darah srimulat tidak mengalir di nadi saya. Jadi dimaklum aja kalau garing, crispy, kriuk. Tujuannya bukan bikin ff komedi daa…

Mulai aja yaa…daripada saya kebanyakan ngomong ntar keburu dibekep ma bibir suami-suami para readers *maunya*.


*****


Once upon a time….di sebuah warung Soju yang remang-remang gelap di pinggir jalan *ga mungkin banget kalo di tengah jalan* di suatu malam menjelang jam 12 teng. 3 orang pria sedang asyik ngobrol ngalur ngidul sambil minum soju dan makan bulgogi.

“Jadi kita fix menjalankan rencana ini?” tanya Soo Hyun. Pada kedua hyungnya karena umurnya lebih tua tapi lebih matang lho---Min Woo dan Siwon.

“Yups” jawab Siwon pendek sambil nengak botol evian. *Evian merek soju bukan??*

“Sekarang?” tanya Soo Hyun lagi dengan muka polos, yang segera dikasih toyoran di keningnya oleh Min Woo.

“Bukan. tahun depan aja kali” ketus Min Woo melotot.

“Peralatan sudah siap termasuk senjata utama, nih!” ujar Siwon sambil mengangkat ransel hitam yang penuh mengembung.

“Sebelum pergi kita cocokkan jam dulu, biar sama, beda satu detik saja maka fatal akibatnya” kata Min Woo sambil memutarkan jam arlojinya, semua mengikuti ulah Min Woo, “Ya. Jam 23.25.40. Done”

“Done” timpal Siwon dan Soo Hyun serempak.

“Let’s go!” ajak Siwon lalu mereka bertiga berjalan keluar dari warung soju dan menuju mobil Siwon. Hummer hitam---mobil hadiah kelahiran anak kembar 3 Dae Jia dan Siwon dari pasangan terkeren Min Woo dan Hea In. *preeettt*

Di mobil sebelum menjalankan mesinnya, masing-masing 3 pria itu mengencangkan resleting jaket kulit hitamnya.

“Diperkirakan 15 menit, waktu perjalanan sampai tujuan. Kita laksanakan sesuai site plan yang sudah ditetapkan” kata Min Woo sambil memperhatikan i-phonenya yang tergambar peta yang sudah ditandai setiap jalurnya. “Semua aman. Kita bisa meluncur sekarang” lanjutnya. Lalu dengan segera Siwon menghidupkan mesin mobil dan hummerpun melaju dengan kecepatan sedang.


*****

~Appartemen Dae Jia – Siwon~

Dengan hati-hati Dae Jia meletakkan Choi Sina---putri dari Dae Jia-Siwon, ke boxnya yang bernuansa Barbie, komplit dengan ranjang ala Barbie Mariposa. Si bayi yang berusia 3 bulan tertidur lelap sambil menghisap jempolnya. Setelah itu Dae Jia keluar kamar Sina menuju kamar anak kembar lainnya---Son Dae dan Kim Won.

Mengecek kamar si kembar prianya, 2 jagoan cilik mereka, sama sedang terlelap di kamar yang bernuansa ruang angkasa dan box mereka yang berbentuk roket. Bedanya dengan Sina, mereka kompak menghisap empeng (pacifier)---sebenernya karena ibunya males aja ngedenger mereka rewel jadi dicekokin empeng dari bayi biar ngga terlalu rewel. Ternyata stategi Dae Jia berhasil mereka lebih anteng menggunakan empeng. Padahal menurut pakar kesehatan anak, empeng itu adalah kebiasaan buruk, sama dengan menghisap jempol.

Tapi ya sutralah…anak Dae Jia ini, bukan anak gue. Haha.

Dae Jia menutup kamar anaknya dengan mengusap dada---lega. Menghembuskan nafas terakhir—eh, salah. Menghembuskan nafas lega, terbebas dari 3 mahkluk yang hobi bikin heboh tapi lucu menggemaskan.

“It’s ME TIME” gumam Dae Jia. Malam ini dia bersumpah akan memanjakan dirinya sendiri dengan mandi air hangat di bath tub, yang dipenuhi dengan busa melimpah dengan wangi lavender, sambil meminum wine di bath tub.

Memikirkan hal nyaman yang akan dialaminya membuat Dae Jia senyum-senyum sendiri, tapi kemudian senyumannya hilang seraya menatap pintu kamar anak-anaknya dengan tajam “kalau pada bangun, awaaassss! Ggggrrrr” geramnya.

“Woaahhh….nyamannya” kata Dae Jia ketika tubuhnya telah terbenam di bath tub air hangat yang penuh busa, dia menekan remote audio untuk menghidupkan musik lembut dan menyesap wine, untuk menambah relaksasi atas keletihannya mengurus bayi kembar 3 (suruh siapa brojol langsung 3,,ckckckck).

Kebetulan Siwon sedang keluar bersama Min Woo dan Soo Hyun. Jadi Dae Jia tenang melakukan kegiatannya sendiri tanpa ada interupsi mendadak dari suaminya yang hobinya merobek pakaian tidurnya.

Baru saja 10 menit bersantai, tiba-tiba ponselnya berdering….
Dan isi dari pembicarannya di telepon, mengagalkan rencananya untuk relaksasi…..
Dengan wajah geram Dae Jia terpaksa keluar dari bath tub….


****

~Appartemen Yoo Hee~


“Nah…akhirnya si putri Aurora terbangun dari tidur panjangnya setelah mendapatkan kecupan dari Pangeran Namgil. Akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya” Yoo Hee menamatkan cerita pengantar tidur untuk Eun Hee, bayinya yang baru berusia 8 bulan. Kamar Eun Hee didesain mirip dengan kerajaan negeri dongeng Sleeping Beauty.

Padahal Eun Heenya sendiri sudah tertidur sejak Yoo Hee memulai ceritanya dari halaman 1. buku setebal 60 halaman tersebut berhasil ditamatkan Yoo Hee untuk dirinya sendiri. Dengan senyum puas---entah karena berhasil menidurkan Eun Hee dengan cepat atau membayangkan dirinya sendiri menjadi Putri Aurora.

Bagi yang sudah mengetahui sejarah pernikahan Yoo Hee dan Nam Gil, bahwa Yoo Hee secara langsung dilamar dan diajak menikah oleh Nam Gil pas baru saja bangun tidur. Tanpa mandi dan gosok gigi, dengan rambut acak-acakan. Nam Gil secara tiba-tiba melamarnya, yang tentu saja segera disambut dengan anggukan iya dan mereka berdua pun kissing (?).

Memang cinta itu buta dan tidak memandang bau, tapi  mungkin saja pada waktu itu Nam Gil sedang pilek *I dunno*. Yang jelas author turut bahagia atas kejadian ini. prok..prok..prok…*standing applaus to audience who wearing a mask*

“Ah…akhirnya, aku sekarang bisa serius nonton drama korea favorite-ku” gumam Yoo Hee seraya mempersiapkan camilan untuk menemaninya menonton.

Dia pergi ke dapur, membuka freezer dan mengambil secup besar isi 1 liter ice cream Haagen Daz rasa banana caramel n choco chip *Ya ampun author ngilerr*
lalu mengambil potato chips rasa rumput laut “hmm..low fat chips, tidak mengandung kolesterol. Bagus…chips ini tidak bikin gemuk” gumam Yoo Hee membaca komposisi potato chips.
*lantas es krimnya gimana buu…..?? yg bikin gemuk justru es krim......*

Yoo Hee bersiap di depan sofa ruang tengah yang empuk lalu menyalakan home theathernya dan mulai menonton drama Bad Guy---yang sudah ditonton Yoo Hee ratusan kali.
*mentang-mentang Oppa muncul disini jadi ditonton terus, sampe DVDnya beset-beset karena keseringan disetel*

Tidak lupa sebelum menonton, Yoo Hee mempersiapkan bola-bola kertas dari koran bekas untuk melempar tv kala adegan kissing Gunwook – Taera terjadi---sebagai tanda protes dan jealous. “bibir oppa hanya untukku” putusnya.
*nah lho…didemo trueyes, author ga tanggung jawab ya*

Baru saja di episode 6, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan dengan geram karena merasa terganggu, Yoo Hee mengangkat telepon dan isi pembicaraan di telepon sontak membuat Yoo Hee menangis sedih…..


You're My Destiny -Oneshot-

Special Appearance : Teresia Dian as Shin Yu-ri



- 1986 -    
- Kim Nam-gil - Rumah Sakit -

“Kau bisa melihatnya, Nam-gil?” tanya Ayah padaku. “Yang ketiga dari kanan itu,” tambahnya bersemangat.

Aku berjinjit dan menempelkan wajahku ke kaca, berusaha untuk melihat lebih jelas sosok adik laki-lakiku yang baru saja lahir. Sulit. Aku hanya bisa melihat box bayi yang ditunjuk oleh Ayah. seandainya saja kami boleh masuk ke ruangan itu untuk melihat lebih dekat, tapi Ayah bilang kami akan dimarahi bila masuk ke sana.

“Tuan Kim!” aku dan Ayah sama-sama menoleh ke arah si pemanggil.

“Oh, Tuan Ma!” seru Ayah sembari berjalan menghampiri paman yang tak kukenal itu. sepertinya dia teman Ayah, karena mereka mengobrol dengan akrab.

Bosan dan penasaran, coba-coba aku berjalan menuju pintu menuju ruangan di mana adikku saat ini berada. Saat membuka pintu, aku melirik Ayah, tapi dia tak memperhatikanku. Tak ada suster atau dokter yang menahanku juga, maka aku buru-buru masuk dan segera menghampiri box adikku.

Wajahnya lucu dan agak aneh. kecil sekali. hah… sudah masuk ke mari, tapi dia tidur. padahal aku mau mengajaknya bicara.   

Suara-suara kecil di sebelah kanan box adikku membuatku menoleh, dan langsung bertatapan dengan mata bulat jernih. Cantik sekali… seperti boneka.

Perlahan aku bergerak mendekati boxnya. Adik kecil itu berselimut kain berwarna pink. kulitnya sangat putih. Pipinya tembam menggemaskan, membuatku ingin mencubitnya, tapi nanti dia akan menangis, lalu aku akan kena marah. Tidak, aku tak boleh mencubitnya.

Aku membaca papan namanya. Bayi perempuan ini bernama Lee… Yoo… hee. “Halo Yoo-hee,” sapaku.

Mungkin dia mengerti perkataanku, karena Yoo-hee kembali mengeluarkan suara-suara kecil tak jelas. Mulutnya yang mungil membulat. Manis sekali. hah… kenapa aku malah punya adik laki-laki, bukannya adik perempuan seperti boneka begini?

Kuulurkan tanganku menyentuh tangannya yang amat sangat mungil. Yoo-hee menyeringai dan tertawa, membuatku ikut tertawa.

“Astaga, kau tidak boleh masuk ke sini!”

Tersentak kaget, aku buru-buru menarik tanganku dan berputar menghadap suster yang sedang memelototiku.

“Maaf, aku—“

“Ayo keluar!” perintahnya tegas.

Aku menurut, tapi terakhir kali sebelum pergi, aku menoleh sekilas untuk melihat Yoo-hee. “Sampai jumpa nanti,” kataku.


Kamis, 21 Juli 2011

Is This Love? -Chap 5-

Chapter 5




-Kantor OK Group-

“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengatakan hal itu?” tuntut Hea-in marah, sesaat setelah mereka berada di ruang direktur.

Taec-yeon mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, “Memangnya aku berbuat apa? aku hanya mengatakan yang sebenarnya.”

“Hya! Ini semua kesalahpahaman, dan kau tau itu.”

“Nona Hea-in!” Taec-yeon bersedekap dan bersandar di depan mejanya, “cara bicaramu padaku semakin kurang ajar saja. Apa kau lupa aku ini siapa?”

Hea-in mendengus, “Kalau kau berlaku sebagaimana seorang atasan dan tidak memperlakukan karyawanmu seenaknya, aku pasti akan memperlakukanmu layaknya seorang atasan,” komentar Hea-in pedas.

“Wah...wah...sebegitu marahkah kau padaku karena kejadian tadi. Hingga kau berani berkata begitu,” balas Taec-yeon sambil berjalan mendekat ke arah Hea-in berdiri saat ini, “Apa kau takut Song Seung-hun cemburu karena aku mengatakannya dan kau tidak bisa menjalin hubungan dengannya apabila ia tau kau calon istriku?” katanya tepat di telinga Hea-in, membuat Hea-in mundur beberapa langkah. “Kenapa kau mundur? Apa kau takut padaku?” tantang Taec-yeon membuat Hea-in mendelik marah dan menghentikan langkahnya membiarkan Taec-yeon mendekat, untuk memperlihatkan bahwa dirinya sama sekali tidak takut pada pria itu. Kini mereka hanya berjarak beberapa centi saja dan saling berhadap-hadapan dengan beradu pandangan tajam, seolah-olah dengan hanya beradu pandang mereka dapat mentranfer kekesalan masing-masing.

Cukup lama, mereka saling berpandangan, hingga suara pintu dibuka membuat mereka terkesiap dan sontak saling menjauh dengan memalingkan wajah masing-masing. “Oh...rupanya aku datang di saat yang kurang tepat,” Tuan Ok Gi-taek berkomentar.

“Ayah...jangan salah paham dulu!” sergah Taec-yeon.

“Teruskan saja pembicaraan kalian,” kata Tuan Ok, “Mari Tuan Song, sebaiknya kita langsung ke ruang produksi saja,” Tuan Ok berkata pada Song Seung-hun, yang saat ini masih memandang  penuh curiga ke arah Hea-in dan Taec-yeon.

“Ah...tunggu Tuan Ok!” tahan Hea-in saat Seung-hun mulai membukakan pintu bagi Tuan Ok.

Tuan Ok menghentikan langkahnya dan berputar menghadap Hea-in, “Ada apa Nona Kang?”

Is This Love? -Chap 4-

Chapter 4




-Kediaman Keluarga Yoon-

Ah-ra baru saja selesai bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. Saat ia turun ke lantai bawah, ia melihat Ayahnya baru saja tiba dari kebun organik di sebelah rumahnya dengan membawa sekeranjang sayur dan buah-buahan. Untuk mengisi waktu senggangnya—karena Ah-ra melarang Ayahnya kembali bekerja—Tuan Yoon memiliki hobi berkebun, dan membuat sebuah rumah kaca berisi tanaman-tanaman organik yang sewaktu-waktu bisa dipanen untuk mereka konsumsi sendiri. “Lho, kau belum berangkat?” tanya Tuan Yoon yang melihat kehadiran putrinya di ujung tangga.

Ah-ra menggeleng, “aku masuk siang hari ini Ayah, karena semalam baru saja piket jaga,” sahut Ah-ra bergerak mendekat pada Ayahnya lalu mencomot tomat segar di keranjang yang dibawa Ayahnya.

Saat ia baru saja akan menggigit buah segar itu, Tuan Yoon menahannya, “dicuci dulu buahnya!” katanya memperingatkan, lalu merebut buah tomat di tangan Ah-ra itu dan mencucinya di wastafel, setelah sebelumnya meletakkan keranjang yang dibawanya di counter dapur. “kau ini seorang Dokter, kenapa masih belum sadar akan kebersihan!”

“Ah...Ayah, ini kan tomat organik,” protes Ah-ra, “jadi, tak perlu khawatir ada zat-zat kimia berbahaya yang masih menempel di kulitnya.”

“Iya, Ayah tau. Tapi masih ada bakteri-bakteri yang menempel di kulitnya kalau kau tak mencucinya dulu,” Tuan Yoon menyerahkan tomat yang sudah dicuci itu pada putrinya. “Kudengar kau sudah bertemu dengan Jung-soo.”