Kamis, 26 Mei 2011

The Stranger -Chap 5- (ENDING)

Chapter 5




-Park Dae-jia, Kamar Dae-jia-

.................

“Dia adikmu!”

Rupanya, nasib buruk masih belum berhenti menimpanya. Setelah mantan kekasihnya, Jong-hyun pergi meninggalkannya, begitu pertunangan itu dibatalkan. Kini, Mae-ri harus menerima kenyataan bahwa Ayahnya berselingkuh dan memiliki anak dengan wanita lain, yang itu artinya dirinya memiliki seorang adik yang sejak dulu sangat diinginkannya untuk dimiliki, tapi dalam konteks yang berbeda. Mae-ri sangat terpukul menghadapi semua masalah yang menimpanya saat ini. Pikirannya berkecamuk dengan rasa bersalah terhadap Jong-hyun. Mungkinkah semua ini adalah karma yang diberikan Tuhan karena dirinya telah menyakiti mantan kekasihnya itu dengan tidur bersama kakak kandungnya sendiri, Young-jun? Tapi entah mengapa ia tak pernah bisa melupakan pria bernama Young-jun itu. Pria yang telah membuatnya berantakan seperti ini.


Tanganku secara refleks berhenti mengetik, saat kurasakan pikiranku buntu, dua kalimat terakhir pun sudah berulang kali kuhapus tapi seolah hatiku memprotes, aku kembali mengetik kata-kata itu. Hah....

Yeah, aku akhirnya memutuskan untuk menuliskan kisah hidupku ini menjadi sebuah Novel. Dua Minggu yang lalu, Chae-kyung temanku di Kyung-hee memperkenalkan aku dengan saudara sepupunya yang kebetulan saat ini bekerja sebagai editor di sebuah penerbit. Tentu saja, aku senang karena hal itu akan memudahkan jalanku dalam meraih impianku menjadi seorang novelis. Terlebih saat Nona Lee Yoo-hee, sang editor, mau mempertimbangkan karyaku setelah sebelumnya membaca novel-novelku yang gagal diterbitkan. ‘Kau sangat berbakat Dae-jia, caramu menyampaikan sebuah cerita pun sangat menarik, narasi-narasi yang kau buat juga sudah cukup menggambarkan jalan cerita yang kau buat. Hanya satu yang kurang dari novel ini, yakni konflik yang kurang kuat, itu saja. Kuharap kau dapat membuat cerita yang lebih menarik dari ini’ begitu komentarnya saat itu.

Lantunan sendu dari J dengan lagu Just Ten Day-nya membuatku tersentak dari lamunan. Kuraih ponsel yang kuletakkan di sebelah laptopku itu. Nomor tak dikenal? Siapa? “Hallo!” sapaku, sembari berharap ini bukan telepon dari...


Minggu, 15 Mei 2011

Big Family Gathering (Kim’s Family) -GeJeh Edition-

Annyeong!! aku kembali dengan edisi GeJeh ^^

Big Family Gathering (Kim’s Family)





-Kediaman keluarga Kim, kamar Eun-hee-

“Oee....oee...!!” Yoo-hee kebingungan, karena putrinya tak mau berhenti menangis sejak tadi. Padahal ia sudah mengganti pampers-nya, dan sudah menyusuinya. Tapi Eun-hee tak mau berhenti menangis juga.

“Oh Tuhan! Bagaimana ini?” Yoo-hee mengangkat bayi berusia 6 bulan itu ke dekapannya dan mencoba untuk menghentikan tangisnya dengan menepuk-nepuk punggungnya lembut. “Eun-hee-ah, uri Agi. Uljimayo! Omma Yeogisseo,” tapi tak berhasil, Eun-hee tetap saja menangis. “Ah, bagaimana kalau Omma menyanyi buat Eun-hee?” Yoo-hee berdeham singkat sebelum memulai menyanyi layaknya seorang penyanyi profesional *preeeet*. “Dengarkan Omma Eun-hee-ah, Chaiya...chaiya....chaiya...chaiya...chaiya....challi chaiya...chaiya...chaiya...chaiya...” *jiaaah....malah nyenyong lagu ini?* “Eh, Mian Eun-hee-ah, kasetnya salah. Ehm...Timang-timang anak Bang Nam-gil, jangan menangis Omma di sini.” Yoo-hee bernyanyi dengan merdunya *wkwkwkwk*

“Oeee....oeee....!” Eun-hee tetap tak mau berhenti menangis. Aiiisshh...Sebenarnya ada apa dengannya?, batin Yoo-hee dalam hati. Biasanya ia tak pernah begini. Apakah ada yang sakit? “Mungkin aku bisa bertanya pada Hea-in Onnie,” tiba-tiba Yoo-hee teringat pada salah satu temannya itu. Sambil menggendong Eun-hee yang masih saja menangis, Yoo-hee meraih ponsel yang terletak di meja di dekat boks bayi. Dan mulai mencari nama Hea-in di daftar nama dalam ponselnya. Namun, belum sempat ia memencet tombol dial, tiba-tiba sebuah panggilan masuk. “Hea-in Onnie? Baru saja—“

“Yoo-hee, ada kabar mengejutkan!” Hea-in menyela perkataan Yoo-hee.

“Kabar mengejutkan? Apa itu?” tanya Yoo-hee penasaran, seolah-olah ia lupa bahwa Eun-hee yang berada dalam gendongannya masih tak berhenti menangis *dasar Ibu-ibu Arisan, kalo udah ngobrol pasti lupa ama anaknya wkwkwk*

The Stranger -Chap 4-

Chapter 4




-Jung Ji-hoon, Villa Keluarga Jung-

“Apa yang akan Kau lakukan?” gadis itu nampak panik saat aku menyudutkannya di dekat meja rias. Pikiranku benar-benar kacau saat ini, setelah semalam bertengkar lagi dengan Ayah—seperti yang telah kuduga sebelumnya, jika kami bertemu—aku ke kedai soju dan minum beberapa botol soju hingga tertidur di kedai. Dan pagi ini, aku langsung menuju kamar Dae-jia dan mencoba memperingatkannya. Pertunangan itu tak boleh terjadi!

“Aku akan membuatmu mengaku,” gertakku.

“Dari pada kau membuang-buang waktumu, lebih baik kau saja yang mengakuinya! Lagi pula, bukan hanya aku yang salah, kau juga salah.” Ia menjawab sembari mengerutkan tubuhnya yang kini hanya berjarak setengah centi saja dari tubuhku. Ingin rasanya aku mendekapnya seperti dulu, membawanya ke tempat tidur hangat di belakangku dan mencumbunya tiada henti, hingga nyaris tak berdaya. Tidak Ji-hoon, gadis itu hanya menganggapmu sebagai pengganggu, tidak lebih dari itu. Aku berusaha untuk menghilangkan bayangan-bayangan itu dari benakku.

“Aku? Salah? Aku sama sekali tidak salah...karena aku tidak mengkhianati siapa pun, sementara kau sudah mengkhianati kekasihmu yang ternyata adikku sendiri. Entah sudah berapa kali kau mengkhianatinya, aku tak tau. Dan adikku beruntung, karena kau mengkhianatinya denganku.”

“Brengsek! Kau yang memulainya, kau yang membuatku bagai wanita murahan yang biasa kau tiduri setiap kali kau ingin melampiaskan nafsumu.”

Apa kau tau apa yang kurasakan saat kau meninggalkanku pagi itu? pernahkah kau berfikir bagaimana rasanya, saat Yong-hwa memperkenalkanmu sebagai kekasihnya? Brengsek! Aku mengeraskan rahang, menahan emosi yang memuncak. “Ya, kau memang salah satu dari mereka!” ucapku dingin.

“Ap—“