Minggu, 18 Desember 2011

I’M SORRY I LOVE HIM -Chap 2-

Hulahoyyy Semuaaa!!! sebenernyaa ni lanjutan FF I'm Sorry I Love Him-nya bukan aku yg bikin tapi siFITRIA PRIMI APRILIA cast yg jadi Shin Hyo-rin di FF inih, mungkin gara2 aku kelamaan gak ngelanjutin ni FF *masih bingung ama ITL & SWITCH* jadi dia berinisiatif bikin sendiri chap 2-nya hehe...*Mian Ndul*
Tapi tadi setelah kubaca, ceritanya menarik, walaupun ini karya FF perdana-nya...*Jempol daa*. Awalnya kusuruh dia sendiri yg publishin ni FF, tapi dia gak mau dan ngasih wewenang ke aku buat nge-publish ni FF. Ya udah deh, kebanyakan bacot saia hehe....saia Post ajah yaa....Moga gak pada lupa ya ama ni FF ^^


Chapter 2




-Rumah Keluarga Kim-

Seusai pesta perayaan kelulusan Hyun-joong malam itu, semua anggota keluarga Kim berkumpul di ruang keluarga. Tuan Kim Jae-wook beserta istrinya, Hwang Ji-sun dan putra kedua keluarga itu, Kim Hyung-joon, sedang berbincang-bincang ketika Hyun-joong datang.

“Hyun-joong, apa kau sudah mengantar Hyo-rin pulang?” Tuan Kim bertanya ketika melihat Hyun-joong masuk.

“Ya Ayah, aku baru saja mengantarnya pulang. Dia sudah sangat mengantuk sepertinya, sampai-sampai dia ketiduran saat di mobil tadi. Aku menyuruhnya langsung istirahat saat tiba di rumahnya.”

“Syukurlah. Kesini, duduklah. Ayah ingin berbicara denganmu.”

“Yoebo, apakah tepat membicarakannya sekarang? Hyun-joong pasti kelelahan setelah acara tadi.” Kata Nyonya Hwang. “Lagipula dia juga baru pulang setelah mengantar Hyo-rin pulang.”

Adik Hyun-joong, Hyung-joon pun ikut berbicara. “Ibu benar Ayah, hyung pasti sangat lelah saat ini.”

Tuan Kim hanya diam, dia terus memandang putra sulungnya itu. “Duduklah.” Perintahnya lagi.

Pemuda itu akhirnya duduk dikursi dihadapan ayahnya. “Sepertinya hal yang penting sekali, hingga semuanya berkumpul seperti ini.”

“Ayah akan langsung bicara pokok persoalannya. Kau ingat paman Tae-wook? Adik ayah yang tinggal di Inggris?”

“Ya, tentu saja.” Hyun-joong mulai bertanya-tanya. “Memangnya ada masalah apa?”

Kemudian Tuan Kim menceritakan semuanya . Mengenai adiknya, Kim Tae-wook, yang minggu lalu memberi kabar tentang adanya lowongan pekerjaan di perusahaan Green Peace miliknya di Inggris. Perusahaan itu bergerak dibidang rekayasa genetika tumbuhan yang akan menghasilkan tumbuhan-tumbahan berkualitas tinggi. Ketika mendengar bahwa Hyun-joong sudah lulus dari kuliahnya dari jurusan pertanian, pamannya tersebut langsung menghubungi ayah Hyun-joong untuk menawari Hyun-joong bergabung dengan perusahaannya.

Setelah mendengar itu Hyun-joong hanya terdiam. Ruangan keluarga tersebut terasa sangat sunyi. Akhirnya Tuan Kim angkat bicara.

“Tapi semuanya terserah padamu. Kau boleh tidak menerima tawaran pamanmu ini kalau kau menganggap kesempatan ini tidak cukup baik untukmu.”

Nyonya Hwang juga akhirnya ikut bicara, “Ayahmu benar Sayang.. Pikirkanlah dulu baik-baik. Kami juga tak akan memaksamu pergi ke Inggris kalau kau tak ingin kesana..”

“Aku juga ada sesuatu yang ingin ku sampaikan pada Ayah dan Ibu.” Tiba-tiba saja Hyung-joon menyela. “Aku akan pindah kuliah di Korea. Aku merasa kuliah di luar negeri kurang nyaman. Aku ingin disini saja, dekat dengan rumah, dekat dengan ayah dan ibu juga.”

Semua yang ada diruangan itu merasa terkejut, terutama Nyonya Hwang. “Tapi sayang—“

“Aku sudah memikirkannya baik-baik Bu.. Aku ingin kuliah disini, di Korea.” Hyung-joon berusaha menyakinkan kedua orangtuanya menengai rencana kepindahannya itu. “Lagipula jika hyung menerima tawaran paman Tae-wook dan pergi ke Inggris, rumah besar ini akan menjadi sepi karena hanya ada kalian berdua. Pasti kalian akan merasa kesepian.” Lanjutnya. “Aku ingin menemani kalian disini..”

Tuan Kim telihat berfikir sejenak. “Baiklah, kau sudah dewasa. Kau berhak mengambil keputusan atas apa yang akan kau lakukan.” Tuan Kim akhirnya menyetujui keputusan anak keduanya itu. “Apa kau sudah mengurus semuanya?” Lanjut Tuan Kim.

“Aku akan segera mengurus berkas-berkas kepindahanku minggu ini. Agar minggu depan aku sudah bisa mulai kuliah.”

“Universitas mana yang kau tuju?”

“Seoul University. Sama dengan Universitas hyung.”

“Baiklah.” Ujar Tuan Kim. “Dan kau Hyun-joong, pikirkan baik-baik tawaran paman Tae-wook. Kesempatan seperti ini tidak akan datang untuk kedua kalinya.”

“Ya Ayah, aku akan mempertimbangkannya.” Hyun-joong menjawab dengan lemah. Kepalanya sibuk bekerja. Saat itu banyak sekali pikiran yang mengganggu benaknya. Dan yang paling utama adalah, dia memikirkan bagaimana dengan Hyo-rin apabila dia menerima tawaran itu. Shin Hyo-rin, kekasih yang baru saja dia pacari, gadis yang telah menjadi bagian dari hidupnya akhir-akhir ini.



-Shin Hyo-rin, NSeoul Tower-

Aku senang sekali saat kak Hyun-joong menghubungiku dan mengajakku ke sini. Ya, kami ada di NSeoul Tower sekarang. Tempat ini adalah tempat pertama kali kami membuat janji untuk bertemu sekaligus tempat kencan pertama kami. Aku tak mungkin melupakan tempat bersejarah ini.

Kak Hyun-joong hanya memandangiku yang tersenyum-senyum saat kami turun dari mobilnya. “Kau kenapa Chagi? Dari tadi kau senyum-senyum sendiri seperti orang gila.” Tanyanya.

“Ani..aku hanya teringat sejarah tempat ini.” Jawabku sambil tetap tersenyum. “Apa kau ingat?”

“Tentu saja, mana mungkin aku melupakan tempat pertemuan pertama dengan Princess Aurora-ku.” Jawabnya sambil tertawa. “Aku juga masih ingat ekspresimu saat tahu kalau aku adalah sang Perfect Prince yang kau kagumi. Saat itu kau sangat lucu Chagi..hahaha...”

“Ya...ya..ya..tertawalah sepuasmu..” ucapku pura-pura marah dan memasang wajah cemberutku.

“Hya...begitu saja kau marah, aku kan hanya bercanda. Mianhe...” Kata Kak Hyun-joong sambil mencubit pipiku yang sudah menggembung karena cemberut dengan gemas. “Kekasihku ini memang benar-benar menggemaskan...” Lanjutnya. Hah..akupun akhirnya menyerah melihat wajahnya yang tampan itu. Mana mungkin aku bisa marah padanya? Dasar Hyo-rin bodoh, kau memang jadi sangat lemah kalau berurusan dengan pria tampan!

“Aaww.. sakit Kak.. jangan cubit pipiku lagi..” Ucapku sambil mengusap-usap pipiku. “Oh iya, kenapa Kakak tiba-tiba mengajakku kesini?” Mendengar pertanyaanku, ekspresinya langsung berubah menjadi tegang.

“Erhmm..kita bicara disana saja yah?” Katanya sambil menunjuk bangku taman di depan NSeoul Tower.

“Baiklah..Kajja” akupun menarik tangannya menuju bangku itu.

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” Ujarnya saat kami sudah duduk di bangku taman.

“Tentang apa Kak? Sepertinya serius sekali.”

“Hyo-rin, sebelumnya aku ingin tanya padamu. Apa kau pernah menjalani hubungan jarak jauh?”

“Tidak pernah. Mana mungkin menjalani hubungan jarak jauh kalau aku tak pernah pacaran? Aku malu mengakuinya, kau adalah kekasih pertamaku..” Ucapku sambil menatapnya lembut. “Memangnya kenapa Kakak bertanya hal itu?”

“Chagi..maafkan aku..” Kemudian dia menceritakan tentang tawaran dari pamannya yang ada di Inggris, untuk bekerja di perusahaan miliknya. Dia mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk karir Kak Hyun-joong. Tiba-tiba aku merasa linglung mendengar penjelasannya, hatiku seperti terserang badai. Aku hanya terdiam sampai dia selesei menceritakan semuanya.

“Hyo-rin..gwencana?” Kata-katanya menyadarkanku dari lamunan.

“Eh..Ah..iya, tidak apa-apa Kak.” Jawabku masih sedikit linglung.

“Jadi, bagaimana menurutmu? Orangtuaku mengatakan semua terserah padaku. Mereka menghargai apapun keputusanku.” Dia berhenti sejenak, “Aku tak akan pergi kalau kau melarangku pergi.”

Aku tecekat mendengar perkataannya. Sebegitu berartinyakah aku baginya? Sampai-sampai dia rela mengorbankan kesempatan yang bahkan diidam-idamkan orang lain hanya demi aku. “Kira-kira berapa lama kau disana?”

“Mungkin sekitar 3-4 tahun.” Ujarnya. Kali ini aku benar-benar terkejut. Kenapa harus begitu lama? “Kalau kau tidak mau aku pergi, aku akan—“

“Pergilah...” Ucapku memotong perkataannya. Aku sendiri terkejut dengan apa yang keluar dari mulutku.

“Apa? Tapi—“

“Pergilah Kak.. Aku mengijinkanmu..” Aku sendiri sedikit gemetar saat mengucapkannya. “Aku tahu itu cita-citamu selama ini. Mana mungkin aku menghalangimu menggapai karirmu?” Lanjutku sambil terus berusaha terlihat tegar.

Akhirnya aku menariknya berdiri. Sambil tetap berusaha tersenyum, ku tatap wajah tampan itu lekat-lekat, ku rapikan sedikit long coat yang ia kenakan malam itu sambil menepuk-nepuk pelan pundak dan dadanya. “Pergilah Kak..aku akan baik-baik saja disini..”

“Chagi..mana mungkin aku tega meninggalkanmu? Kita bahkan baru beberapa bulan menjadi sepasang kekasih..” Ujarnya agak sedikit frustasi. “Kau sudah menjadi bagian dari hidupku Hyo-rin..aku benar-benar tertekan kalau kau jauh dariku..”

“Aku tidak apa-apa Kak..benar..” Aku tersenyum menatapnya. “Ini juga untuk masa depanmu, masa depan kita.”

Kak Hyun-joong hanya menatapku setelah aku mengatakan itu. “Hyo-rin..Terima kasih..Terima kasih untuk pengertianmu..” Kak Hyun-joong kemudian memelukku, erat sekali. Aku berusaha menahan air mata yang sedari tadi sudah menggenang dipelupuk mataku. Aku tidak ingin menangis didepannya, hal itu akan membuatnya semakin enggan untuk pergi.

“Aku hampir lupa! Tadi aku menyiapkan sesuatu, ayo ikut aku!” Ujarnya tiba-tiba sambil melepaskan pelukannya.

“Kita mau kemana lagi Kak?” Tanyaku terheran. Dia masih menyeret tanganku dengan bersemangat. Ternyata dia mengajakku ke tempat Pohon Gembok Cinta. Aku lihat disana sudah banyak sekali gembok yang dipasang oleh pasangan-pasangan yang ingin hubungan mereka bertahan lama.

“Kenapa kakak mengajakku kesini?” Aku masih bertanya-tanya apa yang akan dilakukan kekasihku itu disini.

“Lihat ini! Aku sudah menyiapkan ini dari dulu, tapi baru hari ini aku sempat menunjukkannya padamu.” Dia mengeluarkan sebuah gembok berukuran agak besar dan berbentuk hati. Ditengah-tengah gembok itu terdapat tulisan :

KIM HYUN JOONG Y SHIN HYO RIN
FOREVER

Aku sedikit tersenyum melihat tulisan itu. “Hya..apa-apaan ini Kak? Yang benar saja..”

“Kenapa? Bagus kan? Dengan begini hubungan kita pasti akan bertahan lama walaupun kita berjauhan!” Aku sedikit geli mendengar jawabannya.

“Apa kau benar-benar percaya mitos itu?” Tanyaku. “Kau seperti anak kecil saja Kak, hahahah..” Kali ini aku benar-benar tertawa.

“Tidak ada salahnya kan kalau kita mencobanya? Kesinilah, ayo kita pasang di pohon!”

“Baiklah..” Aku akhirnya menyerah dan menuruti permintaan konyolnya itu.

Gembok itupun akhirnya sudah terpasang di pohon. Aku memandanginya sejenak, apakah mitos itu benar-benar ada? Aku sedikit berharap dalam hati, semoga saja benar.

“Dan ini untukmu.” Ujar Kak Hyun-joong sambil menyerahkan sebuah kunci yang sudah dipasang pada sebuah kalung berantai agak panjang. Pada kunci itu terdapat inisial -HYH-.

“Apa ini?”

“Itu kunci dari gembok ini. Kau saja yang simpan. Karena kaulah satu-satunya gadis yang berhak memegang kunci hatiku Chagi..”

“Hya...kau mulai berkata gombal lagi..” Akupun tersenyum. Saat melihat inisial itu, aku sedikit terdiam. - HYH- . Hyun-joong dan Hyo-rin. Tetapi itu juga bisa berarti Hyung-joon dan Hyo-rin kan? Hah! Gawat! Kenapa tiba-tiba terlintas nama namja itu? Ya ampun Hyo-rin..bagaimana mungkin kau masih sempat memikirkannya pada saat seperti ini? Dasar bodoh...

“Aah.. aku lupa memberitahumu, adikku akan pindah kuliah ke Korea. Dan dia memutuskan untuk masuk Seoul University. Itu berarti adikku akan sekampus denganmu.” Ujar Kak Hyun-joong. “Haah.. dengan begitu aku bisa tenang, paling tidak ada orang dekatku yang bisa aku percaya untuk menjagamu selama aku pergi ke Inggris. Aku benar-benar senang Chagi..”

Apa? Adiknya akan pindah kuliah ke kampusku? Kim Hyung-joon, namja yang sempat membuat hati berantakan itu? Ya Tuhan...cobaan apa lagi ini?!


Seminggu kemudian......



-Incheon International Airport-

Akhirnya hari itu datang juga, hari keberangkatan Kak Hyun-joong ke Inggris. Dia akan bekerja disana paling tidak 3 atau 4 tahun. Membayangkannya saja sudah membuat dadaku terasa sesak. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri, sesedih apapun aku tak akan menangis, paling tidak bukan dihadapan kekasihku itu.

Kami semua, orangtua Kak Hyun-joong dan adiknya, Hyung-joon, beserta aku, saat ini sudah berada di terminal keberangkatan pesawat di Incheon International Airport untuk mengantar keberangkatan Kak Hyun-joong ke Inggris. Sekitar 15 menit lagi pesawatnya akan take-off.

“Hyun-joong, apa barang-barangmu sudah kau berikan ke bagian bagasi pesawat?” Ayah Kak Hyun-joong berkata.

“Sudah semua Ayah.”

“Kau yakin tidak ada yang ketinggalan sayang? Passportmu? Handphone? Semuanya sudah lengkap?” Ujar Ibunya menimpali.

“Sudah Bu, semuanya sudah aku bawa.”

“Jaga dirimu baik-baik disana. Jaga kesehatanmu juga. Kalau ada yang kau butuhkan langsung hubungi pamanmu, dia yang sementara menggantikan kami untuk menjagamu disana.”

“Baik Ayah, aku mengerti.” Kemudian terdengar bunyi pemberitahuan bahwa pesawat akan segera lepas landas dan para penumpang sudah harus naik ke pesawat.

“Yah.. itu adalah tanda untukku.” Kak Hyun-joong kemudian memeluk kedua orangtuanya dan berpamitan. Setelah itu dia memeluk adiknya. “Hati-hatilah disana hyung..” Ucap Hyung-joon.

“Iya, aku akan hati-hati. Oh iya Hyung-joon, aku punya satu permintaan untukmu.”

“Apa itu hyung?”

“Tolong jaga Hyo-rin untukku.”

“Aku mengerti.” Jawab Hyung-joon.

Lalu Kak Hyun-joong mendekatiku, kemudian memelukku, erat. “Kau adalah satu-satunya alasan kenapa aku sangat enggan meninggalkan Korea.” Bisiknya ditelingaku.

“Iya..aku tahu..aku akan baik-baik saja. Kau juga harus jaga dirimu baik-baik disana Kak, dan satu lagi,”

“Apa?” Tanyanya penasaran.

“Jangan selingkuh dengan gadis-gadis di Inggris, jaga hatimu untukku.”

“Hahahah.. Kau jangan khawatir Chagi.. kau tahu hatiku cuma milikmu seorang..” Ucapnya sambil tertawa. “Aku mencintamu..”

“Aku juga..” Kemudian Kak Hyun-joong mencium keningku.

Setelah itu Kak Hyun-joong meninggalkan kami untuk masuk ke pesawat yang akan membawanya ke Inggris. Dari ujung lorong menuju pintu pesawatnya dia berbalik dan melambaikan tangannya kepada kami, dan kamipun membalas melambai padanya. Perlahan air mataku menetes, aku tak kuat lagi menahannya. Selamat jalan, kekasihku, Pangeranku..




-Seoul University-

Hari ini 3 hari sejak keberangkatan Kak Hyun-joong. Kemarin dia menghubungiku dan mengatakan bahwa dia sudah sampai di apartemennya di Inggris. Kak Hyun-joong juga bilang dirinya sudah sempat berkeliling disekitar lingkungan apartemen, dan mengatakan bahwa disana sangat indah. “Suatu saat aku ingin mengajakmu kesini Chagi, mungkin saat honeymoon kita.” Aku masih tersenyum mengingat kata-katanya itu, dasar namja bodoh..

“Kau benar-benar seperti orang gila.” Tiba-tiba saja ada yang duduk di bangku sebelahku, dan itu cukup mengagetkanku.

“Yoo-hee... kau ini tak pernah berubah!” Sahutku kesal. Sahabatku ini memang benar-benar ahli dalam hal mengagetkan orang.

“Kau ini sungguh gadis yang malang. Baru beberapa bulan pacaran, sudah ditinggal untuk beberapa tahun. “ Ucapnya. “Aku benar-benar prihatin padamu.”

“Terima kasih banyak. Kau memang sahabat yang sangat pengertian.” Jawabku sewot.

“Eh, kau sudah dengar belum? Ada mahasiswa pindahan di USA. Tadi aku melihat segerombolan cewek yang mengelilingi seseorang. Mungkin saja mahasiswa pindahan itu. Kudengar dia sangat tampan.”

“Benarkah?” Aku menjawab asal-asalan sambil mengambil botol air minumku dan mulai meneguknya.

“Aku ingat! Nama mahasiswa pindahan itu Kim Hyung-joon.” Bruuushhhh... Air yang baru saja kuteguk menyembur keluar begitu saja karena aku tersedak saat mendengar nama itu. Akupun langsung batuk tak terkendali.

“Dasar gadis ceroboh, kenapa kau tiba-tiba tersedak begitu?” olok Yoo-hee sambil menepuk-nepuk punggungku.

“Kau bilang siapa tadi nama mahasiswa pindahan itu?” Tanyaku tak sabar.

“Namanya Kim Hyung-joong. Tidakkah kau merasa namanya mirip dengan Kak Hyun-joong? Jangan-jangan mereka saudara.”

Aku tak menanggapi pertanyataan Yoo-hee. Jadi Hyung-joon benar-benar masuk Universitas ini? Namja ini, dia benar-benar nekad.

“Yoo-hee, aku harus memberitahumu sesuatu. Sebelumnya aku minta maaf, karena baru sekarang aku mengatakannya.”

“Memangnya ada apa? Apa kau pernah membawa Hyundai putih kesayanganku diam-diam tanpa ijin dan menabrakkannya?” Tuduh Yoo-hee dengan sedikit emosi.

“Hya.. yang benar saja! Bukan itu!” Jawabku kesal. “Kau benar, mahasiswa itu adalah adik kandung Kak Hyun-joong, makanya mereka punya nama yang mirip.”

“Benarkah? Hmm.. Ternyata tebakanku benar. Apa aku benar-benar punya bakat jadi peramal yah?” Dia mulai menerawang lagi. “Lalu apa masalahnya? Hingga membuatmu tersedak seperti tadi.”

“Celakanya, dia adalah namja yang selama ini mengusik perasaanku. Namja yang tanpa sadar selalu aku pikirkan walaupun aku sudah punya Kak Hyun-joong.”

“Kau bercanda.” Jawab Yoo-hee tanpa ekspresi.

“Aku serius Yoo-hee...” Aku berusaha meyakinkankannya. “Coba bayangkan kalau kau ada diposisiku. Saat kekasihku jauh dariku seperti sekarang, tiba-tiba namja yang diam-diam selalu membuat hatiku berdebar datang. Dan kemungkinan setiap hari aku akan bertemu dengannya!” Ujarku dramatis.

Akhirnya Yoo-hee sedikit mengerti akan masalah yang aku hadapi. “Hyo-rin, kau akan mati.” Tepat setelah perkataan Yoo-hee itu, Hyung-joong terlihat datang dari jauh sambil melambai ke arahku.

“Hyo-rin.......!!!” pangilnya setengah berteriak.

“Kau benar-benar akan mati.” Yoo-hee kembali mengulangi perkataannya.

Aku hanya bisa pasrah melihat Hyung-joon yang semakin dekat berjalan ke arahku dan Yoo-hee. ‘Ya Tuhan..tolong aku... Bantu aku menjaga hati ini hanya untuk Kak Hyun-joong...’ Aku membatin sambil memegang kunci berhiaskan inisial -HYH- yang Kak Hyun-joong berikan padaku sebelum dia berangkat...


To be continued...


By Fitria Primi Aprilia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar