Prank'd
Ini cuma ff gejeh dari geng gejeh untuk para gejeh holic di dunia gejeh. tak ada yang nyata, benar, maupun waras dalam kisah ini.
Pengenalan tokoh :
Miya --> Shin Yu-ri / Pipi
Admin Shen --> Cha Shin-woo / Shen / Shendy
Admin Lee --> Lee Yoo-hee / Lee
Admin Park --> Park Dae-jia / Park
Mila --> Kang Hea-in
Victoria
Zhou Mi --> Mimi
Kim Soo-hyun --> Ohshanti
Kim Nam-gil
Choi Si-won
Noh Min-woo --> Minu
Lee Dong-hae --> Donge
Son Ho-young
Ok Taecyeon
Rain
Hwang Chan-sung --> Chanchan
TOP
Jung Yong-hwa --> Yongyong
Nickhun
Lee-teuk --> Spongebob
Eun-hyuk --> Unyuk / Patrick
============================
- Pulau pribadi keluarga Choi, rumah pantai -
“Cup, cup, cup, udah, jangan nangis,” bujuk Park pada Mimi yang tengah bersandar di pundaknya.
“… hikzzz… tapi sakit hati banget nih…nyesek banget… si pipi tega ma aku!” isak Mimi. “bisa-bisanya dia selingkuh ama si ohshanti, padahal apa kurangku, coba?”
“Kurang daging,” cetus Dae-jia, yang segera mendapat delikan tajam dari mata merah Mimi + cubitan lembut di pipi.
“..hikzzz… imut banged sih..” isak Mimi *hoakakakakakk ~ sukasuka author!!
“Udahlah, masih banyak cewek cantik yang body-nya lebih asoy geboy dibanding si Pipi,” bujuk Hea-in yang sejak tadi memijat pundak Mimi.
“Tapi emang ga gampang ngelupain cinta,” kata Lee sok bijak. “Apalagi selama ini Mimi setia ama si Pipi, sama kaya aku yang cinta dan setia hanya pada Nam-gil oppa seorang,” sombongnya.
“Nyindir?” omel Park dan Hea-in kompak sambil mendelik ke arah Lee yang menyeringai sembari terus melanjutkan pekerjaannya memijat kaki Mimi *enak bener si Mimi dilayanin macam raja minyak gini.
Tanpa benar-benar sadar, sambil memijati kaki Mimi, Lee mendekatkan kaki pria itu ke hidungnya, dan segera mengernyit yeyek ketika menghirup aroma semerbak. “Bau!” serunya seketika *sapa suruh dicium!! wkwkwkwkwkwk.
Mimi yang sewot walau masih tetap dengan nangis bombaynya, segera menyepak Lee menjauh dari kakinya.
“…hikzzzz… coba ajah pipi kaya Park ato Hea-in onnie… hikzzzz… tetep setia mempertahankan suami biar kata punya namja laen… hikzzz…” Mimi memutar kepalanya kearah Hea-in dan menarik ujung bawah kaus wanita itu untuk membuat ingus, sementara si empunya baju gak sadar dijadikan tempat pembuangan *hoakakakkk ~ kapan lagi Lee ma sis mil punya kesempatan nyium aroma kaki + dapet ingus artis?? Wkwkwkwkwkwk ^^v
Park mengangguk maklum penuh kebanggaan. “Memang ga banyak perempuan hebat yang punya kemampuan kaya aku dan Hea-in onnie. Sabar, ya…” katanya sambil menepuk-nepuk kepala Mimi.
“Tapi si Pipi emang tega nih,” gerutu Hea-in, saking gemasnya tanpa sadar menjambak poni Mimi hingga si empunya rambut tertawa girang luar biasa.
“Iya, si Ohshanti juga! Ganggu rumah tangga orang ajah,” timpal Lee yang telah mengesot kembali mendekati kaki Mimi *ketagihan kayanya ~ wkwkwkwkwkwk
Hea-in, Lee, dan Park sama-sama memicingkan mata dan bertukar pandang licik.
Gara-gara Ohshanti, Mimi merana kaya gini ampe gak bisa konsen kerja, pendapatan Super Junior M bisa menurun drastis nih, duit dapur bisa kurang, pikir Hea-in cepat, selaku bini Donge.
Kesetiaan cinta itu numero uno! Emang sih, Mimi gak setampan Nam-gil oppa, gak semacho Nam-gil oppa, trus kulitnya pucat gak coklat seksih kaya Nam-gil oppa, mana kurus pula, tapi pan udah dijadiin laki, kudunya jangan dilepeh gitu ajah dong Cuma gara-gara ada si ohshanti yang dagingnya lebih banyakan dikit, pikir Lee si Ratu Setia *inih sii ngakunya dy, aye ma yang laen meragukan sebenernya.
Dasar Pipi dodol ala Chef Unyuk!! Ngapain repot-repot cere nyakitin hati Mimi coba, jadiin Ohshanti laki kedua pan bisa!! Baru dua namja inih… aq ajah yang punya 7 namja nyante ajee, gerutu Park dalam hati.
Dengan telepati, ketiga wanita itu, walau dengan alasan berbeda-beda, sepakat tentang satu hal: si biang kerok aka Ohshanti aka Kim Soo-hyun, harus kudu musti dikasih pelajaran!!!
***
- Taman hotel -
Di taman hotel termegah di Seoul itu, berkumpul para artis yang tengah berpesta. Tak ketinggalan tentunya para suami dan kekasih tokoh-tokoh wanita dalam ff gejeh ini.
“Ah, sayang banget Dae-jia gak mau ikut,” keluh Si-won.
“He-eh, padahal kangen berat ma dia nih,” timpal Ho-young *ihiiiyyyyyy kesempetan mumpung aq yg bikin edisi gejehnya!!
“Hea-in lagi ngapain ya, sekarang,” lamun Donge membayangkan sosok bininya.
Minu menghela napas. “Gak ada yang bisa jaga Min-jae, jadi kepaksa deh dia gak bisa ikut,” gerutunya.
Ohshanti yang sejak tadi hanya berdiri di pinggiran dan mendengarkan para hot namja itu ngobrol, berniat buat ngeakrabin diri ama mereka, dan bergerak maju sambil tersenyum lebar. “iya, Yu-ri juga gak bisa ikut sama aku, nih—“
Keempat pria itu hanya melirik anggota terbaru keluarga gejeh yang menyebabkan perceraian Mimi-Pipi itu, sebelum beranjak pergi meninggalkan Ohshanti sendirian *hoakakakakakk kesannya dendam bener aq ma si ohshanti.
Baru saja Ohshanti hendak melangkahkan kakinya menyusul keempat pria di hadapannya, tiga buah anak panah melesat tepat di depan wajahnya—nyaris kena, sayangnya gak *lhoo?? Wkwkwkwkwkwkwk… pissss miya!!
Segera saja perhatian semua orang tertuju pada ketiga anak panah yang tertancap di pohon itu, sebelum memutar kepala mencari pelakunya. Yang sempat terlihat oleh mereka semua hanya sesosok pria berpakaian Hwarang serba hitam yang bergerak secepat kilat melompat-lompat lincah di atas atap sebelum menghilang *ga usah dibayangin anehnya ada yg lompat-lompat di atas atap hotel super tinggi pake baju item tapi tetep keliatan ~ anda hanya dapat menyaksikannya di ff gejeh.
Si-won, minu, dan Ohshanti perlahan mendekati pohon itu, dan masing-masing mengambil satu anak panah yang ternyata terikat dengan sebuah kertas yang dilipat.
“Bagi para suami Kang Hea-in, aku menculik istri kalian,” baca Si-won, membuat Minu dan Donge terperanjat bukan main. “Bila ingin menyelamatkanya, datangi alamat dibawah ini.”
“Apa!? Hea-in kenapa!?” seru Taecyeon, yang berdiri tak jauh dari gerombolan keluarga gejeh, sedang bersama boybandnya, dengan panik.
Tapi si pembaca justru hanya mengangkat bahu acuh tak acuh sambil membuang kertas itu sebelum bersulang dengan Ho-young. “Setidaknya bukan istri kita,” katanya santai.
Ho-young tertawa puas. “Benar sekali.” *wkwkwkwkwkwkwkwk..seobang-seobangq hanya peduli padaku!!
Melihat Minu yang amat shock, Donge yang lebih dulu tersadar segera merebut anak panah yang dipegang pria itu dan membaca suratnya. “Bagi para suami Park Dae-jia, aku menculik istri kalian—“
“APA!!!???” sebelum Si-won dan Ho-young selaku suami kedua dan suami ketiga Park sempat mengekspresikan keterkejutan mereka, empat pria lain telah lebih dulu berteriak garang sambil menerobos kerumunan orang-orang yang menghalangi mereka untuk menghampiri Si-won dan Ho-young.
Kedua suami Park mendelik sewot ke arah Rain, Chanchan, TOP, dan Yongyong, yang sudah dikenal oleh seluruh manusia di muka bumi sebagai kekasih Park yang muanisssss *ekekekekekekekek.
“Berani-beraninya menculik istri kami!” geram Si-won dan Ho-young kompak, tak ingin terlihat kalah garang dibanding kekasih-kekasih istri mereka *ihiiiiyyy senengnya dikelilingin para namjaku!! :p
Nickhun, teman segrup Taecyeon yang juga kakak ipar Park—karena menikah dengan kakak perempuan Park, yaitu Victoria f(x) *mengarang bebas ~ wkwkwkwkwk*--ikut panic dan langsung mencari istrinya untuk memberitahunya kabar buruk tersebut, namun begitu melihat istrinya sedang dikerumuni pria, fakta tentang hilangnya sang adik ipar segera terlupakan begitu saja karena ia langsung beraksi menjauhkan pria-pria tersebut *hahahyyy khuntoria yg q gilai tetep muncul dikit di ff gejeh.
Ohshanti mulai mendapat feeling buruk. Dipandanginya surat di tangannya sambil meneguk air liur. Perlahan dibuka dan dibacanya… “TIDAKKKKK!!! ISTRIKUUUUU!!!” teriaknya lebay.
- Vila rahasia keluarga Kim –
“Gimana, yeobo, berhasil?” tanya Lee saat suami tercintanya, Kim Nam-gil, kembali ke rumah dengan selamat.
“Iya dong, sapa dulu yang ngerjain,” sombong Nam-gil sambil merangkul istri pertama yang menyambut kedatangannya itu.
Hea-in dan Park yang duduk di karpet tebal lembut yang dikelilingi banyak bantal itu menengadah memandangi penampilan suami mereka itu dengan kagum. “Oppa cuakeeeppp benerrrr!!!” puji Park ngiler.
“He-eh! Udah lama gak liat oppa pake baju hwarang gitu!” timpal Hea-in dengan mata nyalang oleh napsu.
Kim Nam-gil terkekeh pongah. “yaeyalah…” ujarnya sambil ikut duduk di karpet bersama istri ketiga dan istri sirinya itu. “Eh, itu, si Pipi masih tidur ajah. Berapa banyak obat tidur yang kamu kasih, Yang?” tanyanya pada Lee, yang sejak jaman dulu telah dikenal sebagai mbok jamu tersohor di seluruh negeri.
Yu-ri aka Pipi tergeletak di dekat jendela, tengah tertidur pulas tanpa tahu apa yang akan terjadi padanya dan suami barunya. Kekekekekekkkkkk…
“Kayaknya dikit, tapi kayaknya banyak juga…” jawab Lee gak yakin *bahaya nii minum ramuan lee. “pokoknya aku bilangnya itu jamu biar subur dan cepet dapet momongan, jadi dia minum mpe sebotolan gitu… bukan salahku doooongggg???”
“Iya dong, salah si Pipi itu, masa biniku tersaiang yang salah?” bela Nam-gil sambil mengecup kening istri pertamanya, membuat Lee merem melek keenakan *padahal baru gini, belom…. Hoakakakakk, sensor sensor.
“Iiihhh… oppa curang, lee mulu nih!” ambek Park, membuat suami pertamanya itu buru-buru memeluknya untuk menenangkan.
“Mentang-mentang aku cuma bini siri, terus daa, aku gak diperhatiin,” Hea-in ikut ngambek sambil mencabik-cabik bantal.
Mengehela napas, Nam-gil mengaitkan kakinya ke kaki jenjang Hea-in untuk menarik bini sirinya itu mendekat dan segera disambut senang oleh Hea-in yang memeluk erat pria itu.
“Hah… inilah derita suami dengan banyak istri…” desah Nam-gil sembari menyeringai puas *gimana derita istri dengan banyak suami?? Kekkekekkkk ~ wuenakkk. “Eh, ngomong-ngomong, bini keempatku mana? Shen mana?”
“Ohh, si shendy mah gak usah dicari oppa,” kata Park sambil membelai dada Nam-gil mesra. “paling-paling dia lagi tidur panjang ditemenin spongebob ama Patrick.”
“Iya, mending kita seneng-seneng beempat ajah,” timpal Lee semangat.
“Seneng-seneng gimana nih maunya?” pancing Nam-gil. “Ada ide?”
Ketiga bininya yang berotak yadong pun saling bertukar pandang dan kembali bertelepati, sebelum terkikik genit penuh aura ero.
Sejam kemudian…
Sebuah limosin putih yang ditumpangi para suami dan kekasih Park, hummer merah yang ditumpangi para suami Hea-in, dan motor sport hitam yang dikendarai Taecyeon dan Ohshanti, berhenti di depan gerbang rumah bergaya pedesaan eropa. Semua pria itu turun dari kendaraan mereka lalu berpose bak power ranger, yang didukung oleh hembusan angin malam yang kencang, bulan purnama yang bulat sempurna, dan gongongan anjing serigala di kejauhan.
“Ini saatnya,” ucap Yongyong penuh hikmat.
“Ayo kita selamatkan wanita-wanita kita,” timpal Donge semangat.
“Pokoknya, kalau sampe biniku lecet-lecet atau kenapa-napa, semua ini salah Ohshanti!” geram Si-won sambil menuding pria tersebut.
“Lho? Kok aku, sih?” Ohshanti terkaget-kaget tanpa mengetahui apa dosanya. *wkwkwkwk ini terilhami dari inseden kemaren malem yg miya jadi kambing hitam memention sis mil ~ suami istri yg kompak yaa…
“Hrrrgggg!” suara geraman menyentak para pria itu. “Pergi kalian dari sini!” bentak suara berat dan kasar dalam bahasa inggris.
Dihadapan Minu, Si-won, Ohshanti, Ho-young, Donge, Rain, Taecyeon, Chanchan, TOP, dan Yongyong *capek lagi nyebotnya satusatu gini*, telah berdiri sepuluh pria bule bertubuh tinggi besar penuh otot layaknya binaragawan… mata mereka terbelalak ketika mengenali siapa para pria bule itu! Para pegulat WWE : Mark Henry, Batista *nah, yang ini sebenernya pacar bule saia, tapi berhubung ini ff gejeh bersekala asia, dy g diikutin daa*, Undertaker, John Cena, The Rock, Triple H, Stone cold steve Austin, Khali, Big Show, dan Hulk Hogan (bagi yang bingung gak pernah nonton Smackdown, RAW, dll, silakan googling ajee gambar mereka).
“Pergi!” perintah Batista.
Donge yang dongdong, mempraktekkan pelajaran English yang dipelajarinya jaman shooting Full House dulu. “You are georgeous!” ujarnya sembari tersenyum lebar, tapi wajah Batista dan teman-temannya justru semakin seram. “Eh, nice weather! Nice weather!” cobanya lagi.
Para pegulat WWE yang disewa Kim Nam-gil itu *gileee kaya bener oppa* menggeram galak sambil beranjak maju menghampiri para namja geng gejeh dengan gaya mengancam, membuat semua segera bergerak mundur karena terintimidasi.
“Kita gak boleh takut sama mereka!” kata minu, tetapi justru terus bergerak mundur menjauh.
“Bener! Demi bini-bini tercinta, kita harus lawan mereka!” timpal Si-won, tetapi tangannya sudah bersiap membuka pintu mobil.
“maju lo sini kalo berani!” teriak Taecyeon songong dengan lagak nantang, yang segera disambut seringai seram para pegulat sewaan itu, walau sebenarnya mereka gak ngerti apa yang diomongin si Taec.
Saat kesepuluh pegulat itu mempercepat langkah mereka untuk menghampiri para suami dan kekasih geng gejeh, Si-won, Ho-young, Rain, Chanchan, TOP, dan Yongyong bergegas masuk ke dalam limosin untuk berlindung. Begitu pula dengan Minu, Donge, dan Taecyeon yang segera bersembunyi dalam hummer.
“Eh, Soo-hyun ketinggalan!” seru Taecyeon, menatap Ohshanti yang tertinggal di luar. Minu dan Donge bertukar pandang sesaat, lalu mengunci semua pintu. “Eh? Soo-hyun gimana!?”
“biarin aje dia!” kata Donge, masih dongkol sama Ohshanti yang dianggap ngerebut Pipi dan nyakitin hati sahabatnya, Mimi.
Taecyeon melotot garang. “Gak bisa gitu dong! Dia temenku!” katanya setia kawan sambil berniat membuka kunci pintu mobil.
“Pilih dia atau Istri kami?” Tanya Minu santai. Ia memang bukan teman satu grup Mimi, tapi mereka telah kenal lama dan bersahabat, ia turut kesal pada Ohshanti yang mengacau rumah tangga Pipi-Mimi.
Segera saja gerakan Taecyeon terhenti. “Apa maksudnya tuh?”
“Nolongin Ohshanti, ijin ketemu bini kami dicabut,” jawab Donge.
“Iiih! Apa-apaan tuh!?” seru Taecyeon marah.
“Pilih,” kata Minu nyante.
“Sini, biar kubantu buka pintunya,” tawar Donge. “Keluar gih, bantuin Ohshanti,” perintahnya sambil bergerak membuka pintu mobil di sisi Taec-yeon.
Ohshanti yang melihat kesempatan untuk ikut bersembunyi dari pintu mobil yang terbuka, bergegas mempercepat laju larinya. Namun sesaat sebelum Ohshanti sampai, Taecyeon buru-buru menutup dan mengunci pintu dengan gerakan tegas.
“Gak, gak, dia gak sepenting itu kok,” kata Taecyeon buru-buru, tak memperdulikan Ohshanti yang wajahnya menempel di jendela Hummer Minu dan berteriak minta tolong karena dikepung para pegulat gahar di luar sana.
Donge dan Minu bertukar pandang sambil menyeringai. Berhasil.
Sementara itu, di dalam ruang tengah yang remang-remang dan penuh aura ero, Kim Nam-gil tengah berbaring kelelahan di antara tumpukan bantal dan para istrinya. Wajah dan dadanya penuh noda lipstick.
“Ini, oppa, makan,” rayu Hea-in, memasukkan sebutir anggur ke dalam mulut suaminya dengan manja.
“Hammm… enyakkk…”
Park meminum anggur dari piala emas sebelum menyodorkannya pada suaminya, yang merembet jadi saling berciuman *HOREEEEEEEEEEEEEYYYYYYYYYYYYYYY akhirnyaaa!!! Dapet juga bibir oppa!!! Selama ini Cuma dimonopoli ama si bini pertama!!!
“Aduh!!” erang Park kesal saat merasakan rambut panjangnya dijambak Lee yang memaksanya menjauh dari Nam-gil agar bisa masuk ke dalam rengkuhan mesra suami mereka itu.
Sebelum Park sempat mengomel atas ulah Lee, suara-suara ribut diluar membuatnya penasaran. Cepat-cepat ia beranjak menuju jendela dan tanpa sengaja sempat menendang kaki Pipi yang masih tertidur pulas *wkwkwkwkwk nii bukan karena dendam lhooo ciiiinnnn, Cuma tuntutan gejeh.
“Onnie! Suami-suami ama pacar-pacar kita!” seru Park pada Hea-in yang langsung melesat ke jendela, dan tanpa sengaja menyepak Pipi yang belum juga terbangun.
“Oh! Benar! Itu Minu… Donge… Oh! Ada Taecyeon juga!”
Ikutan penasaran, Lee pun melepaskan diri dari pelukan Nam-gil dan menghampiri jendela. Tapi karena terlalu buru-buru, ia tersandung tubuh Pipi, dan dengan kesal ditendangnya bokong gadis yang tengah tertidur pulas itu agar menjauh.
“Begitu ada suami-suami yang lain ama pacar-pacarnya, aku dilupain dah…” ambek Nam-gil.
“Aku gak lhoo oppa!” kata Lee cepat.
Park dan Hea-in tak mendengarkan, mata mereka tertuju sepenuhnya pada pria-pria yang mereka cintai.
“Ahh! Seobangnim Kena pukul!” jerit Park Histeris saat Si-won kena bogem.
“Minuuuuuu! Awassss!!!” teriak Hea-in. “Oppa! Kenapa suamiku ama Park juga dikerjain, sih!? Kan rencananya Cuma Ohshanti!”
Nam-gil mengedikkan bahu acuh tak acuh. “Kenapa gak? Semenjak mereka nikah dan pacaran ama kalian, belom sekalipun aku ngeospek mereka, jadi.. sekalian ajah…”
“Ihhh.. oppa pinter dee!” puji Lee, yang segera dihadiahi pelototan Park dan Hea-in.
Tapi, pada akhirnya para namja geng gejeh berhasil menjadi pemenang, mengalahkan kesepuluh pegulat professional tersebut *mustahil emang, but, hey, aq daa bilang nii dunia gejeh sukasuka author, pan?? Ihiiyyyy..
“HEA-IIIINNNNNNN!!!” teriak Minu, Donge, dan Taecyeon dari luar gerbang.
“Ohhh.. manisnya pahlawan-pahlwanku,” desah Hea-in senang.
“DAE-JIIIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!” teriakan lebih nyaring membahana dikeluarkan para namja Park *ihiiiiyyy yaeyalaa lebii kenceng, jumlaanya juga lebii banyak.
“Yu-riiiiiiiiiiiii!!!” teriak Ohshanti seorang diri.
Lee mengamati para pria di luar sana sambil memonyongkan bibirnya. “Yeahhhh… gak ada yang nyariin aku…”
“Yoo-heeeeeeeeeeee!!!” tiba-tiba terdengar teriakan dari Donge.
Park, Hea-in, bahkan Lee sendiri terkejut . segera saja Hea-in memicingkan mata curiga ke arah Lee. “Kenapa Donge nyariin kamu!? Kenapa!? Kenapa!? Kenapa!?” diguncang-guncangnya tubuh Lee.
“…gak tau, onnie! Sumpah! Mungkin gara-gara aku cantik banged kali— oeeekkkk!“ Lee menjerit ketika Hea-in mencekiknya.
Di luar…
Akhirnya, para namja Park dan Hea-in memang turun tangan melawan para pegulat, tapi bukan karena kasian ama Ohshanti yang babak belur gak berbentuk *sadis bener ~ wkwkwkwkwkwk*, melainkan udah gak sabar pengen ketemu bini mereka.
Rain menginjakkan satu kaki di perut Mark Henry sambil mengacungkan tangan menunjuk gerbang. “Seraaaaaangggg!” serunya.
“Serangggg!” timpal yang lain.
Ohshanti yang amat sangat bersemangat ingin menyelamatkan bini tercintanya, dengan langkah terseok-seok maju lebih dulu untuk mendorong pagar besi yang tidak dikunci dan tinggal didorong untuk membukanya itu, namun langsung berteriak dan kejang-kejang karena kena setrum. Alhasil tubuhnya yang telah babak belur itu menjadi hitam gosong dan rambutnya kajung-kajung *kartun mode on :p
“Ooh, ada peringatannya,” kata TOP, memicingkan mata, membaca kertas tempelan peringatan seukuran kartu nama di pagar, bertuliskan : BERBAHAYA! PAGAR LISTRIK!
“Tapi untung juga dia ngorbanin diri, jadi kita bisa masuk,” kata Chanchan.
Taecyeon meringis melihat keadaan temannya, dan berbaik hati memapah pemuda itu, mengikuti pria-pria lain yang telah masuk lebih dulu.
Tapi baru beberapa langkah, mereka disambut gonggongan dua ekor anjing. Semua bergegas lari menuju pintu masuk, meninggalkan Taecyeon yang kesulitan bergerak karena membawa Ohshanti. Akhirnya, di saat bokongnya nyaris menjadi korban gigitan, Taecyeon membuang Ohshanti ke arah para anjing, sementara ia kabur seorang diri.
“Taecyeoooonnn!!!” teriak Ohshanti kesal.
Di dalam, setelah melihat para suami dan kekasih mereka bersiap masuk ke dalam rumah, Hea-in dan Park bergegas berpose dalam cara masing-masing. Hea-in dengan pose menggoda di sebuah sofa antic berlapis beledu merah darah, sementara Park berbaring dengan lagak rapuh di atas karpet bulu tak jauh dari Nam-gil.
“Dae-jia!” teriakan panic para suami dan kekasih Park bagai menggetarkan rumah.
“ahhh… Seobangnim, jagiya… yeobo… honey, dll *susee nyebot satu-satu panggilan sayang ke namja-namjaq*” ucap Park lemah.
“bagaimana keadaanmu, sayang? Apa kau baik-baik saja? Tidak luka sedikitpun? Apa saja yang telah mereka lakukan padamu?” rentetan pertanyaan dikeluarkan oleh para suami dan kekasih Park, membuatnya diam-diam tersenyum puas diperhatikan seperti itu.
Begitu terfokusnya mereka pada Park, sehingga tak ada satu pun yang memperhatikan Nam-gil yang berada tak jauh dari situ dengan bertelanjang dada dan buah-buahan serta minuman yang berserakan di sekelilingnya.
“Hea-in, Darling, kamu gak papa, kan?” minu dengan khawatir langsung memeluk Hea-in yang sudah tersenyum mengundang.
“Aku baik-baik ajah kok, Jagiya,” sahut Hea-in.
“kami khawatir banget pas denger kamu diculik!” kata Donge, ikut memeluk Hea-in yang dengan senang hati menerima pelukannya.
“Eh, aku juga khawatir banget lho!” kata Taecyeon tak mau kalah. Ia terus berusaha mendekati Hea-in, tapi terus dijauhkan oleh minu dan Donge yang tak mau berbagi istri mereka itu.
Sementara itu, Pipi aka Yu-ri mulai tersadar dari pengaruh obat tidur dan membuka mata dalam keadaan kebingungan. Diamana ia? Kenapa ada begitu banyak pria?
“Sayangku….” Pipi segera menoleh ke sumber suara rintihan yang amat dikenalnya itu. Makatanya terbelalak saat melihat Ohshanti—yang babak belur, gosong, rambut cagat-cagat, dan bagian pantat celananya bolong digigit anjing, ngasih liat boxer Donald Duck—mengesot ke arahnya.
“Yeobo!” seru Pipi ngeri. “Apa yang terjadi padamu!? Kenapa kita disini!? Ada apa ini!?”
“Ahh… syukurlah… kau selamat,” gumam Ohshanti lega.
“Selamat? Kamu ngomong apa sih!? Onnie! Park! Lee! Ini kenapa?”
Park buru-buru memegangi kepalanya. “Ahhh… pusing sekali banyak keributan di sini…”
“Oh, yayaya, kita keluar, sayang! Kita pulang!” kata para suami dan kekasihnya cepat-cepat membopong perempuan kesayangan mereka itu pergi *ihiiiyyyy uenaaakkkeee poooolllll!!
Hea-in pun ingin buru-buru kabur dari keharusan menjawab sejuta pertanyaan Pipi. “Aku lapar,” katanya dengan tatapan menggoda pada para suami dan kekasihnya. “Pengen pisang….”
Wajah minu, Donge, dan Taecyeon segera bersinar-sinar. “Ayo, ayo, kita cariin pisang buat kamu!” mereka pun membopong Hea-in keluar dengan cepat.
“Sebaiknya kita kabur ke lantai atas aja,” ajak Nam-gil sambil menggendong Lee yang berseri-seri *yaeyaaalaaa!* “Eh, ngomong-ngomong, aku sampe lupa… selama kita asyik di sini, gimana sama anak-anak?”
“Oh, itu…”
- Apartemen Zhou Mi -
“Yak, yak, makan yang banyak, yaaa!” bujuk Mimi sambil menyuapi Eun-hee. “Eh, Min-jae! Jangan sentuh—“
Prangggggg… guci dari dinasti ming kesayangan Mimi pun pecah ditangan putra pasangan Hea-in dan Minu. “TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKK!!!!” jerit Mimi histeris
“Maaf, Om,” ucap Min-jae, sambil memainkan vas kristal, dan… Praaaaaaangggg…. Pecah juga…
“TUHAAAAAAAAAAAANNNNNNNNN!” erang Mimi. Ia baru saja berdiri untuk membersihkan bekas pecahan, ketika mendengar raungan tangis bayi kembar tiga pasangan Si-won dan Park.
“OEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!”
“ARGHHH!!! MEREKA BILANG INGIN MEMBANTUKU!! TAPI KENAPA SEPERTI INIII!!!???”
“OEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!!”
Praaaaaaaaaaaaangggg… Min-jae dengan wajah polos terus berlari dan tanpa sengaja menjatuhkan laptop Mimi ke lantai hingga hancur.
“ARRRGGGGHGHHHHH!!!”
The End
FF ini dibuat atas dasar desakan sis mil, sesepuh geng gejeh *hoakakakakkabooorrrrkarena baru pertama kali bikin yg gejeh gini, saia g pede, jadi cuma geng gejeh yg ditag.. tapi silakan baca n komen bagi yg pengen ^^
By Destira ~Admin Park~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar