-Chapter 3-
-Park Dae-jia, Yoeido Park-
Putuskan hubunganmu dengan adikku! Gadis sepertimu sangat tidak pantas bersama pria sebaik Yong-hwa.
Aku tak akan membiarkan Kau terus membohonginya!
Kalau Kau tak mau mengaku, aku akan membuatmu mengakui semuanya!
Kau tau? kemarin dia bilang akan melamarmu, Aku tak akan pernah membiarkan pertunangan itu terjadi!
Kata-kata pria itu terus berputar dalam benakku, bagaikan lingkaran setan yang sewaktu-waktu dapat menarikku hingga terjerumus ke dalam lubang penderitaan yang nyata. Sesaat setelah bertemu secara tidak sengaja di depan kedai Tteokbokki tadi, dia mengajakku berbicara empat mata, dan mulai mengancamku dengan kata-kata kasarnya, tanpa memberiku kesempatan untuk membela diri, seakan-akan aku lah orang paling berdosa dalam hal ini. Apakah dia lupa, kalau dirinyalah yang memulainya? Dasar egois!!
“....Hya! Park Dae-jia!” seruan Kak Hea-in membuatku tersadar, “Ada apa sih denganmu? Apa kau tidak mendengar panggilanku sejak tadi? Kulihat, sejak bertemu pria itu, Kau jadi begini? Rasanya aku tak pernah melihatnya, memangnya siapa dia?” Kak Hea-in memberondongku dengan pertanyaan yang sama sekali tak ingin kujawab.
Menggeleng lemah, aku memandang Kak Hea-in yang tengah menatapku khawatir, “Kau tidak marah kalau kita pulang sekarang?”
Kak Hea-in mendesah berat, “Baiklah, tidak apa-apa.”
“Tapi, kalau Kau masih ingin menonton pertunjukan kembang api, aku bisa pulang dulu naik taksi,” tawarku.
“Tidak...tidak...kalau Kau memang merasa tidak sehat, lebih baik kita pulang saja!”
Aku bersyukur, sesudahnya Kak Hea-in tak bertanya lagi tentang apa yang terjadi. Karena aku memang tak ingin bicara apapun saat ini. Hingga mobil kami sampai di depan pintu gerbang rumahku, tak ada satu pun di antara kami yang bersuara.
-Halaman rumah keluarga Park-
“Hya! Kau melamun lagi?!” Kak Hea-in mengguncang bahuku pelan, “Lihatlah!” aku mengikuti arah telunjuk Kak Hea-in dan mematung saat memandang pemandangan yang ada di hadapanku. Taman bunga di depan rumahku, kini dipenuhi dengan lilin-lilin putih kecil membentuk sebuah jalan setapak. Ada apa ini? siapa yang melakukan semua ini?
Rabu, 27 April 2011
Minggu, 24 April 2011
The Stranger -Chap 2-
Chapter 2
-Park Dae-jia, Seoul Restaurant-
“Itu dia temanku!” Kak Yong-hwa menunjuk seorang pria yang duduk di salah satu meja restoran.
Seketika itu juga tubuhku mematung, kakiku bagai dipaku di tempatnya. Kepalaku seolah dihantam palu besar yang tak terlihat. Jantungku seakan berdentam kuat, seolah-olah semua orang akan mendengarnya. Kenapa harus dia? Apakah itu hanya halusinasiku saja? Apakah itu hanya sekedar bayanganku saja? Kalau memang benar, mengapa aku harus berhalusinasi seperti ini? Dae-jia...sepertinya hidupmu akan berakhir saat ini juga!
“Kenalkan ini Ok Taec-yeon, sahabatku!” ujar Kak Yong-hwa memperkenalkan, saat kami sudah mencapai meja mereka. Ok Taec-yeon? Kurasa...
“Hai, Kau pasti Park Dae-jia kan?” aku menoleh memandang seorang pria yang rupanya sejak tadi tak kusadari keberadaannya. Dia duduk di sebelah kanan meja. Karena terlalu kalut saat melihat pria di depanku yang kini menatapku penuh selidik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ternyata pria itu bukan sahabat Kak Yong-hwa, lalu siapa dia? Kenapa dia ada di sini?
“Dae-jia?!” Kak Yong-hwa mengguncang tubuhku saat melihatku hanya diam tak menjawab sapaan sahabatnya itu.
“Eh? Eh...iya, aku Dae-jia,” jawabku canggung. Rasanya tak nyaman sekali diperhatikan sebegitu intens-nya oleh pria itu.
Pria bernama Taec-yeon itu tersenyum, “Sepertinya kekasihmu cukup lelah Yong-hwa.”
Kak Yong-hwa mengangguk sembari mengamatiku, “Hmm...sepertinya begitu.”
“Kau tidak memperkenalkanku?” protes pria itu, yang sedari tadi hanya memperhatikan kami. Kulihat dia memandangku dengan perasaan benci. Sial! Kenapa mimpiku benar-benar menjadi kenyataan?
“Tentu saja, aku tak akan melupakanmu Kak!” Kak Yong-hwa menjawab, Kak? Mungkinkah....“Dae-jia, kenalkan dia Kakakku, Jung Ji-hoon.” Deg...tidak mungkin!! Ternyata lebih parah dari dugaanku, dia kakak Kak Yong-hwa? Bagaimana bisa?
“Senang berkenalan denganmu Nona Park!” ujarnya sembari mengulurkan tangan, dia memang tersenyum, tetapi aku bisa melihat kilat kebencian di matanya saat menatap langsung ke mataku. Aku tak menjawab dan hanya menjabat tangan kekar itu singkat. Tangan yang pernah membuatku tak bisa menolak kenikmatan yang diberikannya.
“Kak, aku ke toilet dulu!” pamitku pada Kak Yong-hwa lalu buru-buru kabur sebelum aku memuntahkan kegelisahanku di sana, di depan pria itu. Pasti dia mengira aku ini gadis brengsek, karena telah mengkhianati adiknya. Hah...apa yang harus kulakukan? Semoga pria itu tak mengatakan apa-apa pada Kak Yong-hwa tentang kejadian malam itu.
“Aaarrgghh!!!” aku menjerit frustasi seraya mengacak-ngacak rambutku. Aku benar-benar takut. Aku tak mau kehilangan kekasihku itu. Park Dae-jia! Rupanya Kali ini Kau sudah membuat kesalahan besar....
-Park Dae-jia, Seoul Restaurant-
“Itu dia temanku!” Kak Yong-hwa menunjuk seorang pria yang duduk di salah satu meja restoran.
Seketika itu juga tubuhku mematung, kakiku bagai dipaku di tempatnya. Kepalaku seolah dihantam palu besar yang tak terlihat. Jantungku seakan berdentam kuat, seolah-olah semua orang akan mendengarnya. Kenapa harus dia? Apakah itu hanya halusinasiku saja? Apakah itu hanya sekedar bayanganku saja? Kalau memang benar, mengapa aku harus berhalusinasi seperti ini? Dae-jia...sepertinya hidupmu akan berakhir saat ini juga!
“Kenalkan ini Ok Taec-yeon, sahabatku!” ujar Kak Yong-hwa memperkenalkan, saat kami sudah mencapai meja mereka. Ok Taec-yeon? Kurasa...
“Hai, Kau pasti Park Dae-jia kan?” aku menoleh memandang seorang pria yang rupanya sejak tadi tak kusadari keberadaannya. Dia duduk di sebelah kanan meja. Karena terlalu kalut saat melihat pria di depanku yang kini menatapku penuh selidik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ternyata pria itu bukan sahabat Kak Yong-hwa, lalu siapa dia? Kenapa dia ada di sini?
“Dae-jia?!” Kak Yong-hwa mengguncang tubuhku saat melihatku hanya diam tak menjawab sapaan sahabatnya itu.
“Eh? Eh...iya, aku Dae-jia,” jawabku canggung. Rasanya tak nyaman sekali diperhatikan sebegitu intens-nya oleh pria itu.
Pria bernama Taec-yeon itu tersenyum, “Sepertinya kekasihmu cukup lelah Yong-hwa.”
Kak Yong-hwa mengangguk sembari mengamatiku, “Hmm...sepertinya begitu.”
“Kau tidak memperkenalkanku?” protes pria itu, yang sedari tadi hanya memperhatikan kami. Kulihat dia memandangku dengan perasaan benci. Sial! Kenapa mimpiku benar-benar menjadi kenyataan?
“Tentu saja, aku tak akan melupakanmu Kak!” Kak Yong-hwa menjawab, Kak? Mungkinkah....“Dae-jia, kenalkan dia Kakakku, Jung Ji-hoon.” Deg...tidak mungkin!! Ternyata lebih parah dari dugaanku, dia kakak Kak Yong-hwa? Bagaimana bisa?
“Senang berkenalan denganmu Nona Park!” ujarnya sembari mengulurkan tangan, dia memang tersenyum, tetapi aku bisa melihat kilat kebencian di matanya saat menatap langsung ke mataku. Aku tak menjawab dan hanya menjabat tangan kekar itu singkat. Tangan yang pernah membuatku tak bisa menolak kenikmatan yang diberikannya.
“Kak, aku ke toilet dulu!” pamitku pada Kak Yong-hwa lalu buru-buru kabur sebelum aku memuntahkan kegelisahanku di sana, di depan pria itu. Pasti dia mengira aku ini gadis brengsek, karena telah mengkhianati adiknya. Hah...apa yang harus kulakukan? Semoga pria itu tak mengatakan apa-apa pada Kak Yong-hwa tentang kejadian malam itu.
“Aaarrgghh!!!” aku menjerit frustasi seraya mengacak-ngacak rambutku. Aku benar-benar takut. Aku tak mau kehilangan kekasihku itu. Park Dae-jia! Rupanya Kali ini Kau sudah membuat kesalahan besar....
The Stranger -Chap 1-
Annyeong!!!! aku datang dengan FF baru nii...*padahal ALS gak lanjot2* kekekek....mudah2an suka yee....FF ini kupersembahkan buat Admin Park Tercinta.....Park.....Maaf kalo hasilnya tidak memuaskan...maklum bukan penulis yg baik wkwkwkwk
Mohon Komentar dan Like-nya yee *ngemis*
-Lee-
______________________________________________________________
Chapter 1
-Park Dae-jia, Kediaman keluarga Park-
Kurebahkan tubuhku yang terasa penat ke matras. Rasanya tulang-tulangku akan rontok saat ini juga. Perjalanan Busan-Seoul memang sangat melelahkan. Tetapi bukan itu yang membuat pikiranku keruh. Kejadian malam sebelumnya lah yang membuatku sangat resah. Kubenamkan wajahku di bawah bantal berbentuk hati pemberian Kak Yong-hwa, kekasihku, tetapi bayang-bayang kejadian malam itu tak kunjung sirna dari ingatan dan pelupuk mataku. Seolah menonton sebuah Film layar lebar, dengan diriku sebagai pemeran utamanya.
“Hya! Dae-jia...mana oleh-oleh dari Busan?!” kurasakan sesuatu yang lembut menghantam tubuhku.
“Kak Hea-in?!” seruku girang dan buru-buru bangkit duduk, saat melihat kakak sepupuku itu berdiri di sebelah ranjangku. “Kapan Kau datang?”
“Dua hari yang lalu,” jawab Kak Hea-in sembari menyunggingkan senyum dan duduk di matras bersamaku. Kak Hea-in tinggal di Mokpo bersama tiga orang adiknya, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan lalu lintas setahun yang lalu dan kini Kak Hea-in lah, sebagai anak tertua di keluarga itu yang menjadi tulang punggung keluarganya. Ibu Kak Hea-in adalah saudara kandung Ibuku. “Kau baru saja pergi berlibur, kenapa Kau justru terlihat tak bersemangat begitu?” selidiknya.
“Ah...masa sih? Aku merasa sehat,” dustaku seraya menangkupkan kedua telapak tangan ke pipi.
“Kau yakin?” tanya Kak Hea-in lagi, sembari memperhatikan wajahku.
Aku hanya mengangguk, “Mungkin hanya karena kecapean saja,” aku beralasan, syukurlah Kak Hea-in tak bertanya lagi, mungkin dia percaya dengan apa yang kukatakan. “Eh, iya. Ada perlu apa Kakak di Seoul?”
“Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di sini,” sahut Kak Hea-in.
“Untuk berapa lama?”
“Kira-kira satu bulan ke depan.”
“Benarkah?” tanyaku bersemangat, “Itu artinya Kau akan tinggal di sini selama sebulan kedepan?” Kak Hea-in mengangguk mantap. “Wah, senangnya...nanti akan kuajak Kau jalan-jalan keliling kota Seoul,” janjiku.
Kak Hea-in tersenyum, “Wah...pasti menyenangkan bisa berkeliling Seoul, tapi sayang sekali, jadwalku benar-benar padat Dae-jia,” sahut Kak Hea-in dengan nada menyesal.
“Yah... sayang sekali,” aku mengerucutkan bibirku tanda kecewa. “Dari dulu Kau selalu gila kerja Kak.”
“Tapi akan kuusahakan, kalau nanti mendapat libur dari boss-ku,” tambah Kak Hea-in buru-buru, saat melihat perubahan ekspresi wajahku.
Aku tersenyum cerah, “Akan kutunggu!” seruku gembira. Pasti akan menyenangkan sekali jika bisa berjalan-jalan keliling Seoul bersama kakak sepupuku itu.
Mohon Komentar dan Like-nya yee *ngemis*
-Lee-
______________________________________________________________
The Stranger
Chapter 1
-Park Dae-jia, Kediaman keluarga Park-
Kurebahkan tubuhku yang terasa penat ke matras. Rasanya tulang-tulangku akan rontok saat ini juga. Perjalanan Busan-Seoul memang sangat melelahkan. Tetapi bukan itu yang membuat pikiranku keruh. Kejadian malam sebelumnya lah yang membuatku sangat resah. Kubenamkan wajahku di bawah bantal berbentuk hati pemberian Kak Yong-hwa, kekasihku, tetapi bayang-bayang kejadian malam itu tak kunjung sirna dari ingatan dan pelupuk mataku. Seolah menonton sebuah Film layar lebar, dengan diriku sebagai pemeran utamanya.
“Hya! Dae-jia...mana oleh-oleh dari Busan?!” kurasakan sesuatu yang lembut menghantam tubuhku.
“Kak Hea-in?!” seruku girang dan buru-buru bangkit duduk, saat melihat kakak sepupuku itu berdiri di sebelah ranjangku. “Kapan Kau datang?”
“Dua hari yang lalu,” jawab Kak Hea-in sembari menyunggingkan senyum dan duduk di matras bersamaku. Kak Hea-in tinggal di Mokpo bersama tiga orang adiknya, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan lalu lintas setahun yang lalu dan kini Kak Hea-in lah, sebagai anak tertua di keluarga itu yang menjadi tulang punggung keluarganya. Ibu Kak Hea-in adalah saudara kandung Ibuku. “Kau baru saja pergi berlibur, kenapa Kau justru terlihat tak bersemangat begitu?” selidiknya.
“Ah...masa sih? Aku merasa sehat,” dustaku seraya menangkupkan kedua telapak tangan ke pipi.
“Kau yakin?” tanya Kak Hea-in lagi, sembari memperhatikan wajahku.
Aku hanya mengangguk, “Mungkin hanya karena kecapean saja,” aku beralasan, syukurlah Kak Hea-in tak bertanya lagi, mungkin dia percaya dengan apa yang kukatakan. “Eh, iya. Ada perlu apa Kakak di Seoul?”
“Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di sini,” sahut Kak Hea-in.
“Untuk berapa lama?”
“Kira-kira satu bulan ke depan.”
“Benarkah?” tanyaku bersemangat, “Itu artinya Kau akan tinggal di sini selama sebulan kedepan?” Kak Hea-in mengangguk mantap. “Wah, senangnya...nanti akan kuajak Kau jalan-jalan keliling kota Seoul,” janjiku.
Kak Hea-in tersenyum, “Wah...pasti menyenangkan bisa berkeliling Seoul, tapi sayang sekali, jadwalku benar-benar padat Dae-jia,” sahut Kak Hea-in dengan nada menyesal.
“Yah... sayang sekali,” aku mengerucutkan bibirku tanda kecewa. “Dari dulu Kau selalu gila kerja Kak.”
“Tapi akan kuusahakan, kalau nanti mendapat libur dari boss-ku,” tambah Kak Hea-in buru-buru, saat melihat perubahan ekspresi wajahku.
Aku tersenyum cerah, “Akan kutunggu!” seruku gembira. Pasti akan menyenangkan sekali jika bisa berjalan-jalan keliling Seoul bersama kakak sepupuku itu.
Finally She’s Come Out...!!! (Kim’s Family Fanfiction) -GeJeh Edition-
Annyeong Semuaa!! aiishh...lama sekali saia tidak nongol, Miaan yaa....terutama buat Geng GeJeh hehe....PulsaQ abis Ciin...belom lagi koneksi Inet yg lelot plus tugas menumpuk *curcol daa*. tapi aku datang membawa oleh-oleh atas cuti-ku kemarin hehe.....maklum lagi GeJeh, jadi yang keluar FF GeJeh daa, padahal ALS ngendap lama tuu hihihi....*mian, ada kemungkinan ALS gak lanjot* :p...tapi mudah2an bisa bikinin One Shot aja dee buat kalian..soalnya klo bikin TBC suka gak lancar gitu ^^
Semoga gak pada bosen bacanya yaa....dan harapanku cuma satu, semoga kalian semua terhibur dengan FF Aneh bin GeJeh ini ...^^
Ah...udah kebanyakan bacot saia nii, langsung aje dee....ni FF GeJeh masih tetap tentang keluarga Kim, walaupun sekarang bukan hari spesialnya Nam-gil Oppa, tapi gak ada salahnya kan klo bikin FF GeJeh lagi...ah...masih aje berbacot ria diriku ini hehe.....oke dah langsung aje ye....CEKIDOOT!!FF ini kupersembahkan untuk Sista2...GENK GEJEHq tercintaa.... (Destira Andari Fikri (Admin Park), Mila Minuhae dan Teresia Dian).
-Lee-
_________________________________________________________
Finally She’s Come Out...!!! (Kim’s Family Fanfiction)
-Salon Kecantikan, Seoul-
Hari Minggu adalah hari yang paling menyenangkan bagi Dae-jia, karena di hari ini, ia bebas dari segala sesuatu yang harus ia kerjakan. Mulai dari mengurus suami-suaminya, mengurus pacar-pacarnya sampai mengurus selingkuhan-selingkuhannya *wkwkwkwk*. Di hari Minggu ia bisa bersantai, memanjakan dirinya, merawat tubuhnya dan tentu saja penampilannya. Ia menyebut hari ini sebagai ‘Me Time’. Yeah hari dimana ia bisa menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri.
“Ah...nyaman sekali,” desahnya saat si Balon alias banci salon memijat-mijat kulit kepalanya lembut.
“Miss, kukunya mau dicat warna apa?” tanya pegawai wanita yang bertugas untuk me-‘medicure-pedicure’ kuku jari kaki dan tangannya. Hari ini, ia menginginkan ‘full service’ dari ujung kepala hingga ujung kaki tak boleh terlewatkan.
“Hmm...warna pink saja,” jawab Dae-jia santai sambil tetap memejamkan matanya menikmati pijatan lembut di kulit kepalanya.
Tanpa diperintah lagi, pegawai wanita itu pun duduk bersimpuh dan memohon ampunan eh salah mulai melaksanakan pekerjaannya memotong kuku-kuku Dae-jia dan mengoleskan cairan kental berwarna pink yang menimbulkan sensasi dingin di saraf-saraf jarinya. Namun, baru setengah jalan si pegawai wanita membubuhkan cat warna eh cat kuku ke kuku-kuku lentik Dae-jia, tiba-tiba lagu ‘Sorry-sorry’ dari Suju mengalun dari ponselnya yang ia letakkan di tas tangannya. Dae-jia merutuk pelan karena lupa mematikan ponselnya, “Haiiishh.....siapa sih yang menggangguku?”
“Mau saya ambilkan Miss?” tawar si Balon dengan nada lembut mengalun bagai alunan biola yang senarnya putus. “Dari Kim’s House Miss, mau diangkat atau tidak?” si Balon membacakan nama si penelepon.
Kim’s House?, tanya Dae-jia dalam hati. “Tumben Yoo-hee Onnie tidak menelepon menggunakan ponselnya,” gumamnya pelan. “Apa mungkin dia kehabisan pulsa?” *curcol*
“Miss?” tanya si Balon lagi sembari menyodorkan ponsel Samsung galaxy-tab berwarna pink *emang ada?* ke arahnya.
“Eh, iya. Tolong diangkat dan dekatkan ke teligaku,” perintah Dae-jia. Si Balon menurut. “Yoboseyo!” sapa Dae-jia pada si penelepon.
“Nyonya Dae-jia?” sapa si penelepon, yang ternyata Bibi Ma, pelayan di rumah mereka.
“Eh, Bibi Ma. Kukira Yoo-hee Onnie, ada perlu apa Bi?”
“Anu, itu...Nyonya Yoo-hee, mau melahirkan...” jawab Bibi Ma terbata, “Di sini tidak ada orang lain lagi,” tambahnya buru-buru. “Bisakah Nyonya membantu saya?”
“Mwo? Jigem?”
Semoga gak pada bosen bacanya yaa....dan harapanku cuma satu, semoga kalian semua terhibur dengan FF Aneh bin GeJeh ini ...^^
Ah...udah kebanyakan bacot saia nii, langsung aje dee....ni FF GeJeh masih tetap tentang keluarga Kim, walaupun sekarang bukan hari spesialnya Nam-gil Oppa, tapi gak ada salahnya kan klo bikin FF GeJeh lagi...ah...masih aje berbacot ria diriku ini hehe.....oke dah langsung aje ye....CEKIDOOT!!FF ini kupersembahkan untuk Sista2...GENK GEJEHq tercintaa.... (Destira Andari Fikri (Admin Park), Mila Minuhae dan Teresia Dian).
-Lee-
_________________________________________________________
Finally She’s Come Out...!!! (Kim’s Family Fanfiction)
Kim Eun-hee, bayi Kim Nam-gil & Lee Yoo-hee |
-Salon Kecantikan, Seoul-
Hari Minggu adalah hari yang paling menyenangkan bagi Dae-jia, karena di hari ini, ia bebas dari segala sesuatu yang harus ia kerjakan. Mulai dari mengurus suami-suaminya, mengurus pacar-pacarnya sampai mengurus selingkuhan-selingkuhannya *wkwkwkwk*. Di hari Minggu ia bisa bersantai, memanjakan dirinya, merawat tubuhnya dan tentu saja penampilannya. Ia menyebut hari ini sebagai ‘Me Time’. Yeah hari dimana ia bisa menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri.
“Ah...nyaman sekali,” desahnya saat si Balon alias banci salon memijat-mijat kulit kepalanya lembut.
“Miss, kukunya mau dicat warna apa?” tanya pegawai wanita yang bertugas untuk me-‘medicure-pedicure’ kuku jari kaki dan tangannya. Hari ini, ia menginginkan ‘full service’ dari ujung kepala hingga ujung kaki tak boleh terlewatkan.
“Hmm...warna pink saja,” jawab Dae-jia santai sambil tetap memejamkan matanya menikmati pijatan lembut di kulit kepalanya.
Tanpa diperintah lagi, pegawai wanita itu pun duduk bersimpuh dan memohon ampunan eh salah mulai melaksanakan pekerjaannya memotong kuku-kuku Dae-jia dan mengoleskan cairan kental berwarna pink yang menimbulkan sensasi dingin di saraf-saraf jarinya. Namun, baru setengah jalan si pegawai wanita membubuhkan cat warna eh cat kuku ke kuku-kuku lentik Dae-jia, tiba-tiba lagu ‘Sorry-sorry’ dari Suju mengalun dari ponselnya yang ia letakkan di tas tangannya. Dae-jia merutuk pelan karena lupa mematikan ponselnya, “Haiiishh.....siapa sih yang menggangguku?”
“Mau saya ambilkan Miss?” tawar si Balon dengan nada lembut mengalun bagai alunan biola yang senarnya putus. “Dari Kim’s House Miss, mau diangkat atau tidak?” si Balon membacakan nama si penelepon.
Kim’s House?, tanya Dae-jia dalam hati. “Tumben Yoo-hee Onnie tidak menelepon menggunakan ponselnya,” gumamnya pelan. “Apa mungkin dia kehabisan pulsa?” *curcol*
“Miss?” tanya si Balon lagi sembari menyodorkan ponsel Samsung galaxy-tab berwarna pink *emang ada?* ke arahnya.
“Eh, iya. Tolong diangkat dan dekatkan ke teligaku,” perintah Dae-jia. Si Balon menurut. “Yoboseyo!” sapa Dae-jia pada si penelepon.
“Nyonya Dae-jia?” sapa si penelepon, yang ternyata Bibi Ma, pelayan di rumah mereka.
“Eh, Bibi Ma. Kukira Yoo-hee Onnie, ada perlu apa Bi?”
“Anu, itu...Nyonya Yoo-hee, mau melahirkan...” jawab Bibi Ma terbata, “Di sini tidak ada orang lain lagi,” tambahnya buru-buru. “Bisakah Nyonya membantu saya?”
“Mwo? Jigem?”
A BIRTHDAY PARTY (Kim's Family) - Kim Nam Gil Fanfiction - Gejeh Edition -
Wah...ini sebenarnya udah lama sekali ngepost-nya di page 'elfanfic' (Facebook) tapi karena kesibukan *preeeett* jadi blog-nya sempet gak keurus hehe....mian semua!! ^^
Moga terhibur dengan FF GeJeh ini yaa....
-Lee-
_________________________________________________
A BIRTHDAY PARTY (Kim's Family) - Kim Nam Gil Fanfiction - Gejeh Edition -
-6 Maret 2011, de Ferts Cafe`-
Tiga orang wanita cantik nan modis sedang berkumpul dan bercengkrama di salah satu meja cafe` de Ferts, yang terletak di tengah kota Seoul. Suasana cafe` yang menyenangkan membuat mereka bertiga larut dalam perbincangan seru dan menghibur. Sesekali ketiganya tertawa bersama, memperlihatkan kekompakan yang sama sekali tak dibuat-buat. Bagi orang yang melihat, pasti tak akan pernah terbersit dalam pikiran mereka bahwa ketiga wanita itu—sebenarnya empat, tetapi karena kesibukan yang terlalu padat *lebayyy* wanita yang satu lagi harus datang terlambat—adalah istri-istri dari seorang pria yang sama. Menurut akal sehat, hal itu pasti aneh dan tak mungkin terjadi, karena pasti tak akan ada satu wanita pun yang mau dimadu oleh suaminya.
Tetapi keajaiban itu terjadi di keluarga Kim Nam-gil. Yeah, siapa yang tak mengenal Kim Nam-gil, seorang pria tampan menawan, sekaligus aktor yang terkenal hingga seantero jagat raya *lebayy lagi, ni Author lebay mulu dari tadi, haha....abaikan, kita lanjot lagi nyok!*. Hingga membuatnya dipuja dan digilai banyak wanita. Banyak wanita di seantero negeri yang sangat memujanya, dan berharap menjadi istri atau kekasihnya. Oleh karena itu, ketiga wanita yang beruntung ini *eh salah empat* demi cintanya kepada suaminya, hingga rela berbagi suami dan tetap terlihat kompak tanpa dendam sedikit pun *hebat bener, aslinya gak mau ni :p*.
“Mana Shin-woo? kok dia lama sekali?” tanya Hea-in—istri sirri Kim Nam-gil—mulai terlihat tak sabar, “aku ada janji dengan Min-woo nih, sekitar satu jam lagi.” Hea-in melirik jam weker, eh salah jam tangannya untuk yang ke sepuluh kalinya *rajin bener ya Author ampe ngitungin*.
“Hah...iya nih, Shin-woo lama sekali. Aku kan juga harus bertemu dengan Si-won Oppa,” gerutu Dae-jia—istri ketiga Kim Nam-gil—tak mau kalah, ia duduk di sebelah kanan Hea-in.
Yoo-hee, yang merupakan istri pertama dan paling dicintai Kim Nam-gil *dikeroyok bini-bini laen :p*, mendesah lelah. Kehamilannya yang memasuki trimester pertama membuatnya sedikit pusing dan mual-mual, morning sick ceritanya.
“Kau tidak apa-apa Yoo-hee?” tanya Hea-in khawatir saat melihat wajah Yoo-hee yang berubah pucat.
Moga terhibur dengan FF GeJeh ini yaa....
-Lee-
_________________________________________________
A BIRTHDAY PARTY (Kim's Family) - Kim Nam Gil Fanfiction - Gejeh Edition -
-6 Maret 2011, de Ferts Cafe`-
Tiga orang wanita cantik nan modis sedang berkumpul dan bercengkrama di salah satu meja cafe` de Ferts, yang terletak di tengah kota Seoul. Suasana cafe` yang menyenangkan membuat mereka bertiga larut dalam perbincangan seru dan menghibur. Sesekali ketiganya tertawa bersama, memperlihatkan kekompakan yang sama sekali tak dibuat-buat. Bagi orang yang melihat, pasti tak akan pernah terbersit dalam pikiran mereka bahwa ketiga wanita itu—sebenarnya empat, tetapi karena kesibukan yang terlalu padat *lebayyy* wanita yang satu lagi harus datang terlambat—adalah istri-istri dari seorang pria yang sama. Menurut akal sehat, hal itu pasti aneh dan tak mungkin terjadi, karena pasti tak akan ada satu wanita pun yang mau dimadu oleh suaminya.
Tetapi keajaiban itu terjadi di keluarga Kim Nam-gil. Yeah, siapa yang tak mengenal Kim Nam-gil, seorang pria tampan menawan, sekaligus aktor yang terkenal hingga seantero jagat raya *lebayy lagi, ni Author lebay mulu dari tadi, haha....abaikan, kita lanjot lagi nyok!*. Hingga membuatnya dipuja dan digilai banyak wanita. Banyak wanita di seantero negeri yang sangat memujanya, dan berharap menjadi istri atau kekasihnya. Oleh karena itu, ketiga wanita yang beruntung ini *eh salah empat* demi cintanya kepada suaminya, hingga rela berbagi suami dan tetap terlihat kompak tanpa dendam sedikit pun *hebat bener, aslinya gak mau ni :p*.
“Mana Shin-woo? kok dia lama sekali?” tanya Hea-in—istri sirri Kim Nam-gil—mulai terlihat tak sabar, “aku ada janji dengan Min-woo nih, sekitar satu jam lagi.” Hea-in melirik jam weker, eh salah jam tangannya untuk yang ke sepuluh kalinya *rajin bener ya Author ampe ngitungin*.
“Hah...iya nih, Shin-woo lama sekali. Aku kan juga harus bertemu dengan Si-won Oppa,” gerutu Dae-jia—istri ketiga Kim Nam-gil—tak mau kalah, ia duduk di sebelah kanan Hea-in.
Yoo-hee, yang merupakan istri pertama dan paling dicintai Kim Nam-gil *dikeroyok bini-bini laen :p*, mendesah lelah. Kehamilannya yang memasuki trimester pertama membuatnya sedikit pusing dan mual-mual, morning sick ceritanya.
“Kau tidak apa-apa Yoo-hee?” tanya Hea-in khawatir saat melihat wajah Yoo-hee yang berubah pucat.
Langganan:
Postingan (Atom)